Liputan6.com, Magetan Jumlah penderita penyakit demam berdarah (DB) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Januari 2022 meningkat. Menurut catatan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, sudah ada 41 orang yang menderita DB.
"Sedangkan bulan Januari 2022 hingga pertengahan ini, tercatat sudah ada 41 penderita DB," ujar Plt. Kepala Dinkes Magetan dr. Rohmad Hidayat, Selasa (25/1/2022), dilansir dari Antara.
Baca Juga
Diperkirakan jumlah penderita tersebut masih akan bertambah seiring masih berlangsung musim hujan.
Advertisement
Menurut dia, memasuki musim hujan memang terjadi peningkatan tren kasus demam berdarah. Tidak hanya terjadi di Magetan, namun juga secara nasional.
Hal itu karena saat musim hujan rawan adanya genangan yang menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Tidak hanya COVID-19, pihak Dinkes Magetan juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah yang juga berbahaya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Â
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Dinkes Magetan melakukan sejumlah langkah pencegahan untuk mencegah penularan DB, salah satunya menggelar pengasapan untuk membunuh nyamuk dan penyiapan fasilitas kesehatan.
"Kami menyiapkan fasilitas rawat inap sebagai upaya mewaspadai terjadinya lonjakan penderita DB. Baik di RSUD dr Sayidiman maupun di puskesmas," kata Rohmad Hidayat.
Ia mengimbau agar warga masyarakat betul-betul waspada dengan penyakit tersebut. Selain itu, dinkes juga meminta warga rajin melakukan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Adapun, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan dengan 3M plus, terdiri dari menguras bak mandi, menutup penampungan air dan mengubur atau memanfaatkan barang-barang bekas. Plusnya, bisa dengan menggunakan kelambu, lotion antinyamuk, memakai baju lengan panjang, dan makan makanan bergizi.
"Masyarakat harus melakukan pemantauan jentik secara berkala. Dan, melaksanakan kegiatan penyuluhan PSN dengan 3M plus minimal seminggu sekali," tuturnya.
Advertisement