Bukan Karena Tak Melek Literasi, Ini Alasan Minat Baca di Indonesia Rendah

Menurut duta baca Indonesia Gol A Gong, untuk menaikan minat baca perlu dukungan politik anggaran dari pemerintah. Sebab rendahnya minat baca karena distribusi buku yang tidak merata.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 07 Feb 2022, 06:44 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2022, 10:03 WIB
Duta Baca Indonesia Gol A Gong memberikan materi di acara Safari Literasi Nasional di Auditorium Universitas Jember. (istimewa)
Duta Baca Indonesia Gol A Gong memberikan materi di acara Safari Literasi Nasional di Auditorium Universitas Jember. (istimewa)

Liputan6.com, Jember - Penulis sekaligus Duta Baca Indonesia, Gol A Gong mengatakan, perlu dukungan politik anggaran untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. Sebab, saat ini ada dua masalah utama terkait peningkatan literasi nasional, yakni sulitnya akses buku dan distribusi buku yang tidak merata.

Menurut penulis yang tenar dengan novel Balada Si Roy ini, masyarakat Indonesia terutama di luar Jawa dan khususnya di wilayah Indonesia timur seperti Papua dan Maluku sulit mendapatkan buku karena minimnya jumlah percetakan dan penerbitan buku berkualitas.

Sementara membeli buku bermutu berat di ongkos kirim, terkadang bahkan biaya kirim buku bisa dua kali lipat harga buku itu sendiri.

“Dari pengalaman saya selama ini, minat baca masyarakat Indonesia cukup tinggi, namun kendala sulitnya akses buku dan distribusi buku yang tidak merata membuat literasi media kita masih belum meningkat. Oleh karena itu harus ada dukungan politik anggaran dari pemerintah, baik pemerintah pusat hingga daerah,” ujar Gol A Gong saat menjadi pembicara dalam kegiatan “Safari Literasi Nasional” yang digelar di auditorium Universitas Jember, Sabtu (5/2/2022).

Penulis yang telah menerbitkan 300 buku lebih ini mengajak masyarakat untuk tidak terjebak pada penilaian yang menyebutkan bahwa orang Indonesia malas membaca. Caranya dengan mendorong semakin banyak warga yang memanfaatkan perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ada.

“Kalau hanya literasi media dalam rangka meningkatkan minat baca saja mungkin banyak yang kurang berminat. Misalnya bisa dicoba TMB juga mengajarkan bagimana memanfaatkan potensi sekitar sehingga memberikan keuntungan secara ekonomis bagi masyarakat,” ujar Gol A Gong

 

 

Babungkan Literasi Media dengan Literasi Keuangan

Go A Gong  Duta Baca Indonesia  Sedang Mmeberikan Materi di Acara Safari Literasi Nasional Yang Digelar di Auditorium Universitas Jember. (istimewa)
Go A Gong Duta Baca Indonesia Sedang Mmeberikan Materi di Acara Safari Literasi Nasional Yang Digelar di Auditorium Universitas Jember. (istimewa)

Gol A Gong juga mengajak untuk  mencoba mengabungkan literasi media dengan literasi lainnya seperti literasi keuangan, literasi usaha, dan lainnya.

”Semisal mendukung keberadaan usaha penerbitan buku, menyediakan dana untuk pengembangan perpustakaan dan Taman Baca Masyarakat bahkan jika perlu memberikan subsidi ongkos kirim pembelian buku,” kata Gol A Gong

 “Untuk itu saya mendorong kalangan akademisi seperti Universitas Jember untuk melakukan kajian ilmiah dan pembuatan naskah akademik yang bisa digunakan sebagai landasan kebijakan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang dapat meningkatkan minat baca,” tutur Gol A Gong

Kepala UPT Perpustakaan Universitas Jember, Ida Widiastuti  menjelaskan jika kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama antara UPT Perpustakaan Universitas Jember dengan Perpustakaan Nasional RI. Jember sendiri menjadi kota ke enam belas yang disinggahi oleh Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia bersama tim, dari rencana 33 kota yang akan disinggahi di Jawa, Bali, NTB hingga NTT.  Kegiatan Safari Literasi Nasional dimulai pada 17 Januari 2022 lalu dan akan berakhir pada bulan April 2022 nanti.

“Kami bangga dipilih sebagai perguruan tinggi pertama yang menjadi tuan rumah kegiatan Safari Literasi Nasional yang menghadirkan Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia. Semoga minat baca masyarakat Jember makin meningkat sebab menurut UNESCO idealnya setiap orang membaca tiga buku baru tiap tahunnya,” ujar Ida Widiastuti.

Selain menampilkan Gol A Gong, Universitas Jember, menghadirkan penulis dan pemilik penerbitan Epigraf, Daniel Mahendra, yang banyak menjelaskan seluk beluk penerbitan buku.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya