Liputan6.com, Surabaya - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani tampak terharu saat mengunjungi rumah balita stunting Lailla Fitria, di Tanjungsari Bhakti Jaya Tanjungsari Surabaya.
Istri wali kota Surabaya Eri Cahyadi itu memberikan semangat untuk orangtua Lailla, Yuliani. Dia memberikan bingkisan sembako dan asupan gizi berupa susu, cemilan balita dan beras khusus balita stunting.
Baca Juga
"Harapannya dengan permakanan ini gizinya bisa tercukupi," kata Rini, Jumat (4/2/2022).
Advertisement
Rini mengungkapkan, penyebab stunting Lailla adalah adanya gangguan pencernaan sehingga tidak dapat menerima makanan. Oleh karena itu, Rini meminta Dinkes Surabaya dan Puskesmas Tanjungsari untuk melakukan pemeriksaan.
"Insya Allah, setelah diperiksa dan pencernaanya mulai bagus, nanti gizinya akan tercukupi dan pulih kembali. Sehingga, bisa menjadi energi buat anak ini. Saya harap tidak ada lagi adik Lailla lainnya di Surabaya," ujarn Rini.
Rini menambahkan, setelah dinyatakan pulih, Lailla akan mendapatkan perawatan secara intensif. Salah satunya terapi dan rutin meminum obat hormon untuk memperbaiki kondisi hormonal pada tubuh Lailla.
"Tetapi memang ada biaya yang harus dikeluarkan. Alhamdulillah, kita dapat bantuan obat hormon dari Kementerian Sosial (Kemensos), nanti akan diminum secara rutin oleh adik Lailla," sambung Rini.
Â
Pengobatan Bertahap
Â
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinskes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, penanganan kelainan hormonal pada ananda Lailla harus dilakukan secara bertahap. Dimulai dari perbaikan gizi terlebih dahulu, kemudian terapi, agar hormon Lailla tidak berubah.
Nanik mengaku, pihaknya telah memantau kondisi kesehatan Lailla melalui Puskesmas Tanjungsari. Setiap hari, petugas puskesmas akan memantau perkembangan balita tersebut.
"Kita konsultasikan terlebih dahulu, kita periksa secara intensif dan kami juga berkoordinasi dengan rumah sakit (RS). Yang paling penting kita perbaiki dulu gizinya," kata Nanik.
Terkait adanya kelainan pada organ vital Lailla, Nanik belum bisa memastikan. Oleh karena itu, untuk memastikannya, ia bersama jajaran Dinkes Surabaya akan memperbaiki hormonalnya terlebih dahulu.
"Kita belum pastikan ada kelainan organnya. Jadi kita perbaiki dulu dari segi hormonnya," ungkap Nanik.
Â
Advertisement