Dikenal Tertutup, Polisi Periksa Kejiwaan Pembacok yang Tewaskan 3 Orang di Kediri

Ia mengatakan, pemeriksaan terhadap pelaku pembacokan meliputi cek kesehatan, termasuk kondisi kejiwaan agar diperoleh keterangan mengenai kondisi medis pelaku.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2022, 20:20 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2022, 20:20 WIB
Ilustrasi Pembacokan (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi Pembacokan (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Kediri - Polisi mengrim R, pelaku pembacokan di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan kondisi kesehatan.

"Tersangka masih diam dan belum bersedia memberikan keterangan," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha Putra di Kediri, Selasa (8/3/2022), dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, pemeriksaan terhadap pelaku pembacokan meliputi cek kesehatan, termasuk kondisi kejiwaan agar diperoleh keterangan mengenai kondisi medis pelaku.

Kasat Reskrim menjelaskan saat ditangkap di rumahnya, pelaku tidak memberikan perlawanan. Sebelumnya, pelaku sempat kabur ke kebun usai melakukan aksi brutal pembacokan, lalu masuk ke rumah lewat pintu belakang hingga kemudian polisi datang dan menangkapnya.

Korban penyerangan dan pembacokan oleh R ada 10 orang, tiga orang di antaranya tewas (bukan empat orang seperti diberitakan sebelumnya), satu orang kritis, dan enam orang lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Update korban sekitar 10 orang. Tiga orang meninggal dunia, satu kritis, enam luka. Untuk TKP (tempat kejadian perkara) kami simpulkan (ada) empat TKP," jelasnya.Nurkholis

Cekcok dengan Ibunya

Hingga kini, jajaran kepolisian masih mengusut kasus penyerangan dan pembacokan oleh R tersebut dengan memeriksa enam orang saksi.

Polisi juga masih menunggu untuk memeriksa anggota keluarga R yang menjadi korban dan saat ini dirawat di rumah sakit, yakni ayah, ibu, dan adiknya.

Sementara itu, Kepala Desa Pojok Darwanto mengatakan sebelum insiden penyerangan dan pembacokan, tersangka R sempat cekcok dengan ibunya pada Senin (7/3) pagi. Kemudian, pada siang hari, pelaku mengamuk dengan membawa celurit

"Jadi, siapa pun yang ada itu dibabat, yang melerai pun ikut dibabat," kata Darwanto.

Sementara itu, Ketua RT 41 Desa Pojok Nurkholis, yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal pelaku, mengaku sempat dikejar pelaku dengan membawa celurit, tetapi berhasil menghindar dan menyelamatkan diri.

"Kejadiannya cepat, paling tidak sampai 15 menit. Keseharian orangnya tertutup," kata

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya