Liputan6.com, Surabaya - Emil Elistiano Dardak menanggapi demonstrasi simpatisan Demokrat yang memprotes pelantikan dirinya sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim. Menurutnya aksi tersebut merupakan bentuk aspirasi damai dan direspons dengan penuh rasa kekeluargaan.
"Jadi saya rasa sudah selesai tidak masalah dan tadi dari awal pelantikan bapak Kepala BPOKK (Demokrat) menjabarkan dengan sangat detil proses Musda. Termasuk bagaimana kita semua sepakat 38 (DPC) mengajukan dua nama untuk dipilih oleh tim tiga," ujarnya usai pelantikannya di Surabaya, Jumat (22/4/2022).
Baca Juga
38 DPC hadir menyampaikan konsistensi bahwa keputusan yang dipilih Ketum diberikan dukungan dan saatnya bersatu.
Advertisement
"Tidak ada kubu Bayu tidak ada kubu Emil yang ada adalah kubu tegak lurus Ketum AHY," imbuh Emil Dardak.
Sekitar 150 simpatisan Partai Demokrat di Surabaya sebelumnya menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor DPD Demokrat Jatim.
Korlap aksi, Taufik Hidayat menyebut pelantikan Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim masih menyisakan sejumlah masalah.Â
"Masih banyak masalah yang belum selesai. Akar rumput tidak solid, dan demokrasi hilang di partai demokrat," kata Taufik di lokasi, Jumat (22/4/2022).Â
Taufik menyebut, Partai Demokrat sudah tidak sehat dalam berdemokrasi. Hal ini ditunjukkan dengan penunjukkan Emil Dardak sebagai ketua, padahal saat Musda Wagub Jatim itu hanya mengantongi 13 dukungan DPC berbanding jauh dengan Bayu Airlangga yang meraup 25 dukungan DPC.Â
"Demokrasi sudah mati. Sekarang, yang ada di Demokrat hanya Democrazy. Kami sangat kecewa, sebagai simpatisan, dan saya pribadi sebagai pengurus demisioner melihat matinya demokrasi di Demokrat. 13 lawan 25 kok yang menang 13, gak masuk akal," kata Taufik.
Nilai AHY Gegabah
Taufik menyebut, Demokrat akan babak belur di Pemilu 2024, apabila manajemen organisasinya masih buruk. Ditambah, kepemimpinan AHY yang tidak mendengar akar rumput.Â
"Gimana mau jadi presiden AHY kalau model mimpinnya saja di Demokrat kayak gini. Rakyat sudah tahu gimana kepemimpinan AHY, saya yakin tidak akan bahkan mustahil AHY jadi presiden," terangnya.Â
Taufik menyebut, persoalan pelik yang terjadi di Musda Demokrat Jatim disebabkan ketidakmampuan AHY mengelola partai. AHY hanya memberi janji manis soal demokrasi di awal pembukaan Musda.Â
"Saya mendengar, AHY bilang demokrasi, mana? Yang mana demokrasi? Bayu Airlangga dapat 25 suara DPC, Emil hanya 13. Kok yang dimenangkan 13? Ini kan sembrono, gak jelas," tegasnya.Â
Taufik menambahkan, keputusan AHY sangat gegabah dalam menentukan hasil Musda Demokrat Jatim.
"Saya sebagai kader kecewa, dan malu melihat Demokrat," ujarnya.
Advertisement