Warga Banyuwangi Diajari Olah Limbah Rumah Tangga Jadi Pupuk Bokashi

Para dosen Poliwangi itu mengedukasi bagaimana limbah rumah raman disulap menjadi pupuk bokashi.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 21 Nov 2024, 13:20 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2022, 23:00 WIB
Proses pengelolaan limbah rumah tangga menjadi pupuk bokashi (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)
Proses pengelolaan limbah rumah tangga menjadi pupuk bokashi (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi Limbah industri dan rumah tangga masih menjadi momok lingkungan. Keberadaannya seperti bom waktu, bila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak buruk di masa mendatang. Baik itu mencemari lingkungan hingga berimbas pada kesehatan masyarakat.

Guna mengatasi masalah tersebut sejumlah dosen Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) hadir memberikan solusi pengolahan sampah.

Mereka menyasar pemilik warung makan di Dusun Bentengan, Desa/Kecamatan Blimbingsari. Ada sekitar 17 rumah makan di wilayah setempat yang diberikan edukasi pengelolaan sampah lewat program pengabdian kepada masyarakat.

Setidaknya ada tiga dosen Poliwangi yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut. Mereka adalah Salvian Setyo Prayitno, Dani Agung Wicaksono, dan Eva Olivia Hutasoit.

Para dosen Poliwangi itu mengedukasi bagaimana limbah rumah raman disulap menjadi pupuk bokashi. Pupuk jenis ini merupakan salah satu pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan - bahan limbah rumah makan dengan bantuan mikroorganisme activator.

Salvian Setyo Prayitno mengatakan, diadakan program pembuatan pupuk bokashi ini, dilatarbelakangi adanya limbah rumah makan berupa sisa-sisa makanan seperti tulang ikan dan ayam yang berserakan di Pantai Blimbingsari.

"Selama ini limbah tersebut sama pemilik warung ataupun rumah makan dibuang di laut, dengan fenomena seperti itu merupakan masalah yang menyebabkan pencemaran laut dan menimbulkan bau tidak sedap, jika limbah tidak ditangani dengan baik," kata Salvian, Selasa (16/8/2022).

Sedangkan di Pantai Blimbingsari, lanjutnya, terdapat sekitar 17 warung dan rumah makan yang menyediakan berbagai menu hidangan, khususnya hidangan laut (seafood).

"Dengan adanya permasalahan ini, maka kami melakukan program pengabdian kepada masyarakat guna meminimalkan limbah yang dihasilkan oleh warung dan rumah makan untuk diolah menjadi pupuk bokashi," ungkapnya.

Jangan Membuang Sampah di Laut

Proses pengelolaan limbah rumah tangga menjadi pupuk bokashi (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)
Proses pengelolaan limbah rumah tangga menjadi pupuk bokashi (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Salvian mengatakan, melalui edukasi ini pemilik warung dan rumah makan tidak lagi membuang limbah di laut. Namun kembali mengolahnya menjadi sebuah produk yang lebih bernilai.

"Dimana pupuk bokashi ini merupakan pupuk organik yang cocok digunakan untuk segala tanaman. Seperti sayur, buah ataupun tanaman hias, selain itu pupuk bokashi juga mampu membuat tanah menjadi lebih subur, hal ini dikarenakan dalam proses pembuatan pupuk bokashi melalui proses fermentasi dengan menggunakan cairan EM4," urainya.

Para dosen Poliwangi itu berharap, dengan adanya program pengabdian ini, masyarakat Dusun Bentengan khususnya para pemilik warung dan rumah makan sadar akan pentingnya menjaga kelestarian laut dan lingkungan. Serta mampu mengolah limbah menjadi produk yang mempunyai nilai lebih.

Pihaknya juga memberikan hibah alat pencacah dan drum penyimpanan yang bisa mereka manfaatkan, guna mengolah limbah rumah makan menjadi pupuk bokashi.

"Semoga pengetahuan yang telah kami sosialisasikan dan alat yang kami hibahkan dapat bermanfaat bagi masyarakat Dusun Bentengan dan program ini dapat berjalan secara berkelanjutan," tandas Salvian.

Infografis senjata pengolah limbah Pemprov DKI
Infografis senjata pengolah limbah Pemprov DKI (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya