Upaya BSKDN Tingkatkan Kompetensi Analis Kebijakan, Gandeng UI dan Korsel

Menurut Yusharto, upaya peningkatan kompetensi JFAK merupakan suatu yang perlu segera dilakukan.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 01 Feb 2023, 08:22 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2023, 08:16 WIB
Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo. (Istimewa)
Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Korea Selatan, untuk meningkatkan kompetensi Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK).

Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo mengungkapkan, keberadaan JFAK di Indonesia semakin meningkat jumlahnya seiring penyetaraan penjabat eselon III danUI eselon IV menjadi fungsional. Banyaknya jumlah JFAK tersebut diharapkan dapat memperbaiki kualitas kebijakan dan birokrasi yang lebih profesional.

"Kami sangat senang seandainya dalam pengembangan sistem pembelajaran dengan Korea (Selatan) ada yang didedikasikan untuk peningkatan kapasitas analis kebijakan atau tenaga-tenaga yang akan mencoba membantu hasil penelitian bisa menjadi kebijakan," ungkap Yusharto saat pertemuan dengan perwakilan dari Makara UI Academy dan Korea Selatan di Ruang Video Conference BSKDN pada Selasa, 31 Januari 2023.

Menurut Yusharto, upaya peningkatan kompetensi JFAK merupakan suatu yang perlu segera dilakukan. Hal ini untuk mendukung arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenai kebijakan berbasis data dan sains.

"Penting dipahami itu, bagaimana peran riset dan data terhadap pengambilan kebijakan," tambah Yusharto.

Yusharto berharap BSKDN bersama Makara UI Academy dan Korea Selatan dapat menjadi tripartite corporation dalam mendorong peningkatan kapasitas bagi aparatur yang bekerja di Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) atau lembaga penelitian lainnya yang mendukung tugas BSKDN.

Lebih lanjut Yusharto menerangkan, kerja sama tersebut tak hanya perihal peningkatan kapasitas pegawai, tetapi juga mendukung lembaga-lembaga penelitian atau strategi kebijakan di Kemendagri dan pemerintah daerah (Pemda) dalam membangun network hub, khususnya untuk mengembangkan kebijakan yang lebih dekat dengan potensi lokal yang ada di daerah.

"Ini membutuhkan kemampuan yang multidimensi. Untuk itu, kita membutuhkan Makara (UI) dan Profesor Chung (dari Korea Selatan) yang kami berharap pengalaman-pengalaman ini menjadi dasar untuk pengembangan BSKDN ke depan," ungkapnya.

 

Semangat Berkontribusi

Sementara itu, perwakilan dari pihak Korea Selatan, Chung Bong Hyup menerangkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan yang sudah terbangun sejak 50 tahun lalu. Hal itu, menambah semangatnya untuk turut berkontribusi meningkatkan JFAK di Indonesia, melalui sejumlah program yang akan dijalankan bersama BSKDN dan Makara UI Academy.

"Saya sangat senang dapat berdiskusi dengan BSKDN terlebih perihal riset dan mining data. Saya akan membawa pengalaman saya di Korea untuk dibagi di Indonesia. Mengingat kedua negara ini baru merayakan hubungan diplomatik yang ke-50, saya ingin berkontribusi sebaik mungkin," ungkapnya.

Vice President Makara UI Academy Joni Cahyono mengungkapkan keyakinannya terhadap kerja sama yang akan segera dilangsungkan pihaknya bersama BSKDN dan Korea Selatan.

"Dari diskusi kita hari ini, kita sangat yakin kita bisa berkontribusi nyata. Makara UI yang berlatarbelakang akademis juga ikut berkontribusi meningkatkan kompetensi, apalagi dengan kerja sama nanti ini dengan pihak Profesor Chung, kita bisa meningkatkan program ini berjalan dengan baik," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya