Â
Liputan6.com, Malang - Kepala Desa Kepala Desa (Kades) Kaliasri Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Gaguk (52), tengah menjadi sorotan, usai video viral sejumlah warga menggelar demontrasi meminta dia untuk kembali maju di pemilihan kepala desa (Pilkades).
"Langsung mawon (saja) testimoni ke masyarakat mriki (sini), saget ten (bisa ke) pak camat atau tokoh masyarakat," kata Gaguk, Rabu (19/4/2024).
Advertisement
Gaguk enggan untuk berkomentar tentang kesuksesannya, kendati beberapa kali dirayu ayah dua anak itu juga menolak menceritakan program-program yang sudah dilakukan selama menjabat. Ia khawatir justru dianggap pamer, apalagi dalam suasana Ramadan.
"Kalau yang saya lakukan sama saja Mas. Lebih afdol kalau yang bicara orang lain, bukan saya. Intinya ngoten mawon, riya' nek kulo sing matur, ngapunten, " ungkapnya.
Gaguk dua kali didemo warganya. Aksi pertama mendesaknya agar kembali memimpin desa dengan mengikuti pilkades. Aksi kedua pun kembali digelar warga yang menagih janji dan mendesak agar Gaguk mendaftar sebagai calon kepala desa.
Dia semula menolak ikut dalam kontestasi dan memilih hidup sebagai warga biasa. Namun selama kepemimpinannya selama 6 tahun dinilai warga memiliki banyak keberhasilan dalam membangun desa. Karena itu, Gaguk menjadi sosok dicintai warganya dan mendorong agar kembali memimpin untuk periode kedua.
Â
Â
Dinilai Sukses
Seorang warga, Eko Joyo mengatakan, aksi warga tersebut menginginkan agar Gaguk menduduki kembali jabatan Kades. Penilaian masyarakat, selama kepemimpinannya pembangunan kelihatan nyata dan dapat dinikmati masyarakat.
"Soalnya hasilnya sudah kelihatan, nyata. Pembangunannya maju, dibanding desa lainnya. Lebih baik," jelas Eko Joyo.
Gaguk dikenal sebagai sosok yang sederhana dan dekat dengan masyarakat. Walaupun secara ekonomi tergolong berada, bahkan jauh di atas masyarakat kebanyakan, tetapi membaur dengan masyarakat dan lingkungan.
"Merakyat itu yang utama. Orangnya biasa sering sepedaan pancal, kalau ada orang meninggal pasti datang ke tahlil, di seluruh desa siapa pun yang meninggal dunia, pasti datang," katanya.
"Kalau keluar rumah itu tidak seperti orang kaya, celana pendek, topian, kaosan oblong. Orangnya terbuka, sering cangkruk," sambungnya.
Reporter : Darmadi Sasongko
Advertisement