Dorong Kemandirian Ekonomi, Warga di Kampung Wisata Kali Gajah Wong Dibekali Pelatihan Maggot dan Pupuk Organik

Dalam pengembangan produk berkelanjutan berbasis potensi lokal maggot dan pupuk organik, dosen dan mahasiswa melibatkan komunitas masyarakat kampung sebagai mitra pengembangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Okt 2023, 13:45 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2023, 13:31 WIB
Pelatihan pengembangan maggot oleh dosen USD di Kampung Wisata Kali Gajah Wong. (Istimewa)
Pelatihan pengembangan maggot oleh dosen USD di Kampung Wisata Kali Gajah Wong. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah dosen dan mahasiswa Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta mendukung kemandirian ekonomi di Kampung Wisata Kali Gajah Wong Yogyakarta dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) guna mendapatkan masukan dan saran terkait potensi produk yang layak dikembangkan, yakni maggot (maggot kering) dan kompos dari kotoran kambing (indus).

“Di sini, kami juga memanfaatkan kotoran kambing kering yang dipecah menjadi serbuk sehingga lebih lebih mudah digunakan oleh masyarakat atau untuk dijual sebagai pendapatan tambahan. Untuk mendukung hal tersebut, melalui kegiatan ini kami memberikan dua mesin berupa alat pencacah kotoran hewan dan mesin oven untuk pengering maggot,” jelas Rubiyatno, dosen USD dalam keterangannya, Jumat (6/10/2023).

Dalam pengembangan produk berkelanjutan berbasis potensi lokal maggot dan pupuk organik, dosen dan mahasiswa melibatkan komunitas masyarakat kampung sebagai mitra pengembangan.

Hal ini bertujuan untuk melibatkan mereka secara langsung dalam proses pengolahan maggot kering dan pupuk kambing sehingga dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat kampung.

"Dengan mengembangkan potensi lokal maggot ini, diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat kampung melalui usaha pengolahan produk berbasis maggot dan pupuk organik," sambungnya.

Pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan produk berkelanjutan di Kampung Wisata Kali Gajah Wong.

"Kami akan terus mengadakan pelatihan-pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat setempat agar dapat mengoptimalkan potensi lokal yang dimiliki, serta menghadirkan dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi kampung tersebut,” tutur Maria Angela Diva, dosen USD lainnya yang terlibat di kegiatan ini.

 

 

 

 


Kampung Wisata Sambut Baik

Ketua Kampung Wisata Suwarto berterima kasih kepada para dosen Universitas Sanata Dharma atas kegiatan pengabdian ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat kampung.

"Bapak dan ibu dosen tidak hanya memberikan pengetahuan baru mengenai pengembangan produk berkelanjutan, tetapi juga dapat meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat di sini,” ungkapnya.

Suwarto menambahkan, Masyarakat di kampungnya diajarkan tentang kemandirian ekonomi yang ditunjukkan dengan pemanfaatan maggot untuk pakan ternak ikan dan lele.

Sedangkan pupuk yang dihasilkan bisa digunakan untuk memupuk tananam mereka, baik tanaman keras (klengkeng, jambu) atau sayuran (cabai dan tomat). Selain terjadi penghematan pengeluaran, dalam jangka panjang masyarakat bisa memperoleh tambahan pendapatan melalui penjualan kedua produk tersebut.  

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya