Rekomendasi PB IDI Hadapi Cacar Monyet, Hindari Kontak Fisik Korban hingga Hubungan Seks yang Aman

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat terkait dengan pencegahan hingga penanganan kasus cacar monyet.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 30 Okt 2023, 10:32 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2023, 10:32 WIB
Monkeypox
Ilustrasi penyakit cacar monyet atau monkeypox. Credits: pixabay.com by TheDigitalArtist

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat terkait dengan pencegahan hingga penanganan kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox).

Pertama, terkait dengan pencegahan dimulai dengan menghindari kontak fisik dengan pasien terduga monkeypox agar tidak terjadi penularan.

"Lebih dari 90 persen penularan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur, alat mandi dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya," kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) MPox IDI Hanny Nilasari, di Jakarta, Minggu 28 Oktober 2023.

Kedua, Hanny juga menyarankan untuk populasi yang masuk dalam kategori risiko tinggi misalnya memiliki multipartner, dan dalam kondisi imunokompromais (autoimun, penyakit kronis lainnya) sedapat mungkin hindari perilaku yang berisiko.

Ia menegaskan kepada kelompok berisiko tinggi itu agar dapat melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat lewat penggunaan kondom serta melakukan vaksinasi.

Ketiga, untuk masyarakat umum, apabila mengalami gejala berupa lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam dianjurkan dapat segera mengunjungi dan berkonsultasi dengan dokter.

Bersamaan dengan pemberian rekomendasi untuk masyarakat, dokter Hanny juga menyampaikan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan oleh tenaga medis dalam hal pencegahan hingga penanganan penyakit cacar monyet itu.

 

Pemeriksaan Awal oleh Tenaga Medis

Virus Cacar Monyet
Ilustrasi virus cacar monyet. Credits: pixabay.com by Alexandra_Koch

Hanny menyebutkan apabila ditemukan kasus terduga cacar monyet, tenaga medis perlu melakukan pemeriksaan awal berupa wawancara tentang perkembangan penyakit (anamnesis).

Setelahnya tenaga medis harus melakukan pemeriksaan lesi kulit dan organ-organ secara detail dan lengkap (PF), serta pemeriksaan swab yakni pemeriksaan lab khusus dengan mengambil cairan dari lenting/ keropeng/ kelainan kulit.

Ia juga menyarankan terkait dengan obat antivirus dan vaksin sebaiknya dilakukan secara desentralisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan diberikan atas indikasi serta skala prioritas.

Terakhir tentunya peningkatan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit ini harus semakin disebarluaskan agar penyakit cacar monyet bisa dicegah penyebarannya.

15 Orang POsitif Cacar Monyet di Jakarta

Vaksin Cacar Monyet
Ilustrasi vaksin cacar monyet. (Sumber foto: Pexels.com)

Bagi anda yang mencari informasi umum mengenai cacar monyet anda bisa mengunjungi situs web Kementerian Kesehatan https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/FAQ_Monkeypox.pdf

Tercatat penyakit cacar monyet telah masuk ke Indonesia, untuk daerah Jakarta berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Jumat (27/10) tercatat telah ada 15 orang dengan kasus positif.

Secara lebih rinci 1 kasus dinyatakan sembuh dan 14 kasus lainnya merupakan kasus positif aktif dan masih menjalani isolasi di Rumah Sakit.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan juga telah menyediakan vaksin MPox yang telah diberikan pada 251 orang dari target 495 orang.

Infografis Ancaman Cacar Monyet dan Antisipasi Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ancaman Cacar Monyet dan Antisipasi Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya