Luncuran Awan Panas Gunung Semeru Tak Berdampak ke Pemukiman Warga

Luncuran awan panas Gunung Semeru di Perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, tidak berdampak ke pemukiman warga. Seperti diketahui, Gunung Semeru pada Senin pukul 05.12 WIB erupsi dan meluncurkan awan panas sejuah tiga kilometer ke Tenggara arah Besuk Kobokan.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 26 Des 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Des 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi Gunung Semeru (Istimewa)
Ilustrasi Gunung Semeru (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Luncuran awan panas Gunung Semeru di Perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur tidak berdampak ke pemukiman warga.

Seperti diketahui, Gunung Semeru pada Senin pukul 05.12 WIB erupsi dan meluncurkan awan panas sejuah 3 kilometer ke Tenggara arah Besuk Kobokan.

“Selama ini tidak ada laporan ada yang terdampak akibat erupsi dan luncuran awan panas kemarin. Karena luncuran awan panas jauh dari pemukiman,”ujar Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Wawan Hadi Siswanto, Selasa (26/12/2023).

Kata Wawan, para relawan di lereng Gunung Semeru sudah disiapkan untuk memantau aktivitas gunung api setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu.

“Kita jugaa menempatkan beberapa reawan yang berada di Desa Tangguh Bencana yang memang ditempatkan untuk menatau aktivitas Gunung Semeru  secara lngsung,” tambahnya.

Menurut Wawan, para relawan juga bertugas untuk menympaikan imbauan kepada masyarakat aagar meningkatkan kesipsiagaan jika Gunung Semereu erupsi.

“Sekarang sudah tidak ada warga yang tinggal di zona merah erupsi Gunung Semeru. Namun pemantauan tetap kita lakukan melalui relawan,” paparnya.

Kata Wawan, warga yang sebelumnya berada di daerah zonah merah sudah dilakukan reloksi ke Bumi Semeru Damai di Desa Sumbermujur.

“Kami juga mengimbau kepada para penambang pasir untuk selalu berhati- hati dan waspada apabila sewaktu- waktu hujan turun dan menyebabkan banjir lahar dingin Gunung Semeru,” tambah wawan.

Wawan mengimbau, bahwa status Gunung Semeru masih berada di Level III atau Siaga. Oleh sebab itu,  warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sampai sejauh 13 Km dari puncak gunung.

Dilarang Beraktivitas Raidus 5 Km dari Kawah Gunung Semeru

Disamping itu, warga tidak boleh melakukan aktivitas di area berjarak 500 meter dari tepi Sungai di sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh 17 km dari puncak karena berpotensi terdampak luncuran awan panas dan aliran lahar.

“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas di area dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” tegasnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat mewaspadai dampak awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran Sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Delirium, Gejala COVID-19, Gejala Baru COVID-19, Gejala Covid, Gejala Baru Covid
Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya