Liputan6.com, Tuban - Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tuban, melalukan protes mogok dengan menutup sementara segala kegiatan operasional kantornya. Mereka kecewa dengan kepemimpinan Bupati Aditya Halindra Faridzky.
Pemicu kekecewaan itu lantaran dana hibah untuk KONI Tuban yang telah disahkan di APBD Tuban tahun 2023 sebesar Rp 700 juta tak kunjung dicairkan di penghujung akhir tahun 2023.
Selain itu, protes para pengurus juga dilampiaskan dengan meminta segala urusan olahraga dipersilahkan untuk menghubungi Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban.
Advertisement
Tak berhenti disitu, mereka pun memasang baliho raksasa didepan kantor KONI Tuban sebagai bentuk protes.
Baliho tersebut bertuliskan “PENGUMUMAN. MOHON MAAF ! KANTOR KONI UNTUK SEMENTARA OPERASIONAL DITUTUP, KARENA ANGGARAN HIBAH KONI TAHUN 2023 TIDAK DICAIRKAN OLEH BUPATI. SELANJUTNYA, URUSAN OLAHRAGA BISA BERHUBUNGAN DENGAN DISBUDPORAPAR TUBAN,”
Pemasangan baliho tersebut dibenarkan oleh Ruwiyono, Wakil Sekretaris Umum KONI Tuban. Namun, dirinya enggan membeberkan alasan secara detail alasannya memasang baliho, dan menyarankan untuk menghubungi Ketua Umum (Ketum) KONI Tuban Mirza Ali Manshur.
“Japri pak Ketum (Mirza Ali Manshur) saja ya. Yang statement pak Ketum,” jawab Ruwiyono.
Ketum KONI Tuban Mirza Ali Manshur, mengaku heran kenapa sampai saat ini dana hibah tak kunjung di cairkan padahal semua persyaratan sudah lengkap. Kemudian, pihaknya menyimpulkan yang enggan mencairkan dana hibah ini adalah Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
Belum Ada Respons
“Semua persyaratan sudah kita lengkapi, dan setiap kami menanyakan selalu saling lempar kepala dinas dan sekda, ujung-ujungnya menyampaikan mohon maaf, kami bingung ditanya administrasi kok jawabnya mohon maaf, hingga menyimpulkan yang tidak mau mencairkan bupati,” ungkap Sekretaris DPC PKB Kabupaten Tuban itu.
Sementara itu, Pemkab Tuban terkesan lepas tangan terkait persoalan KONI ini. Sebab, Muhammad Emawan Putra, Kepala Disparbudpora Tuban ketika dikonfirmasi memilih puasa komentar alias tutup mata dengan tak merespons.
Advertisement