Polisi Periksa Maraton Pengurus Ponpes hingga 8 Orang Saksi Kasus Santri Tewas di Kediri

Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Nova Indra Pratama mengungkapkan, pihaknya melakukan pemeriksaan secara mataron terhadap pengurus Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, hingga delapan orang saksi terkait kasus tewasnya santri Bintang Balqis asal Banyuwangi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Feb 2024, 12:03 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2024, 12:03 WIB
Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Nova Indra Pratama. (Istimewa)
Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Nova Indra Pratama. (Istimewa)

Liputan6.com, Kediri - Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Nova Indra Pratama mengungkapkan, pihaknya melakukan pemeriksaan secara mataron terhadap pengurus Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, hingga delapan orang saksi terkait kasus tewasnya santri Bintang Balqis asal Banyuwangi.

AKP Nova mengatakan, pemeriksaan pengurus pondok pesantren (ponpes), sekolah tempat korban dan empat tersangka, untuk menggali pengetahuan soal kejadian penganiayaan empat santri terhadap santri asal Banyuwangi hingga meninggal.

"Pemeriksaan pengurus pondok pesantren, kita laksanakan klarifikasi pemeriksaan. Nanti kita dalami bagaimana pengetahuan dari pihak sekolah ataupun pondok pesantren tersebut,” ujarnya, Kamis (29/2/2024).

AKP Nova menyebut, sejauh ini sudah delapan saksi yang memberikan keterangan pada polisi mulai rekan korban hingga dokter yang memeriksa korban.

“Untuk saksinya yang jelas dari teman-teman yang ada di sekolah atau pondok tersebut, kemudian dari kedokteran baik yang ada di Kediri maupun di Banyuwangi,” ucapnya.

Selain itu, lanjut AKP Nova, pihaknya belum memastikan apakah pengurus berpotensi jadi tersangka, atau ada tambahan tersangka lain.

“Kalau tersangka lain masih belum, tapi tentunya (kami) mohon petunjuk kepada pimpinan dan termasuk juga hasil dari penyidikan. Apabila ada (tambahan tersangka) nanti kita sampaikan lagi,” ujarnya.

Sementara motif yang terungkap, kata AKP Nova, penganiayaan bermula dari kesalahpahaman hingga terjadi pertengkaran.

“Untuk kesalahpahamannya masih kami telusuri mungkin karena dari chattingan WA (korban pada ibunya) yang termasuk mungkin sudah teman-teman ketahui, termasuk kepada keluarga korban," ucapnya.

"Kemudian kami juga masih menelusuri kepada teman-teman saksi yang mungkin melihat atau mengetahui dan termasuk kita dalami dari pengakuan para tersangka,” imbuh AKP Nova.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Motig Penganiayaan

Ilustrasi tewasya santri di salah satu pondok pesantren di Kediri (Istimewa)
Ilustrasi tewasya santri di salah satu pondok pesantren di Kediri (Istimewa)

 

Diketahui, santi asal Banyuwangi inisial BBM (14) meninggal usai dianiaya empat rekannya yaitu MN (18) warga Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar Bali, dan AK (17) asal Surabaya.

Santri BBM meninggal pada Kamis (22/2/2024) namun para tersangka baru melaporkan ke pengurus Jumat (23/2/2024).

Korban sempat dibawa ke rumah sakit di Kediri, tapi sudah dalam keadaan meninggal dunia dan tanpa sepengetahuan pengurus. Korban kemudian dipulangkan ke Banyuwangi Sabtu (24/2/2024) dini hari.

Infografis 4 Tren Kecantikan 2024
Infografis 4 Tren Kecantikan 2024.  (Liputan.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya