Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir Lahar Dingin Semeru 14 Hari

Pemerintah Kabupaten Lumajang, telah mengambil langkah tegas dalam menanggapi situasi darurat akibat bencana hidrometeorologi yang melanda beberapa wilayah.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 20 Apr 2024, 12:04 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 12:04 WIB
BPBD Lumajang menetapkan status tanggap darurat banjir lahar dingin Gunung Semeru (Istimewa)
BPBD Lumajang menetapkan status tanggap darurat banjir lahar dingin Gunung Semeru (Istimewa).

Liputan6.com, Lumajang - Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status masa tanggap darurat bencana lahar dingin Gunung Semeru selama 14 hari.

Keputusan tersebut ditegaskan melalui Surat Keputusan Bupati Lumajang nomor 100.3.3.2/156/KEP/427.12/2024, yang mengacu pada rapat koordinasi yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono.

Agus Triyono menegaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk memastikan penanganan darurat dampak bencana hidrometeorologi dapat dilakukan secara efektif. Pentingnya kerja sama lintas sektor dan koordinasi yang efektif antara instansi terkait menjadi sorotan utama dalam rapat tersebut.

"Saat ini Pemerintah Kabupaten Lumajang menaikkan status dari Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi menjadi Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi," ungkapnya, Sabtu (20/4/2024).

Dalam upaya penanganan bencana, terutama dalam kondisi status tanggap darurat, koordinasi yang terpadu dan sistem komando yang efisien sangat diperlukan. Pemerintah Kabupaten Lumajang telah membentuk Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) sesuai dengan SK Bupati Lumajang nomor 100.3.3.2/157/KEP/427.12/2024.

“Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalkan korban dan kerugian baik dalam hal jiwa maupun harta benda, serta memberikan respons yang cepat, tepat, dan efektif dalam penanganan bencana hidrometeorologi yang terjadi di Kabupaten Lumajang,” harapnya.

Masyarakat juga diimbau tetap waspada dalam menghadapi cuaca ekstrem, terutama banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Pemkab Lumajang terus melakukan upaya penanganan dan evakuasi di lokasi terdampak. Masyarakat diminta untuk memperhatikan informasi resmi dari pihak berwenang dan tidak mengabaikan imbauan evakuasi jika diperlukan.

“Kami berharap situasi segera membaik dan masyarakat dapat tetap waspada serta saling membantu dalam menghadapi bencana ini,” harapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Suami Istri Tewas Terseret Arus

Korban banjir lahar dingin Gunung Semeru dievakuasi tim SAR gabungan bersama warga di Desa Kloposawit Lumajang (Istimewa)
Korban banjir lahar dingin Gunung Semeru dievakuasi tim SAR gabungan bersama warga di Desa Kloposawit Lumajang (Istimewa)

Sepasang suami istri yaitu Bambang (49) dan Ngatini (46), warga Desa Kloposawit Lumajang, ditemukan meninggal dunia setelah tersertet derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru.

“Awalnya kedua korban menggunakan motor melintas di Jembatan Sungai Mujur dalam perjalanan pulang usai silaturrahmi, namun saat melintas tepatnya di ujung jembatan terjadi ambrol akibat diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru,” ujar Kapolsek Candipuro AKP Lugito, Sabtu (20/4/2024).

Kata dia, korban terjatuh dengan sepada motornya ke dasar Sungai, kemudian kedua korban hanyut terbawa derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru di Sungi Mujur di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro.

Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya