Pengertian
Hipospadia merupakan suatu kelainan yang terjadi pada saluran kemih dan penis. Pada kondisi ini, saluran kencing tidak terletak pada ujung penis, melainkan di sisi bawah penis. Umumnya, penderita hipospadia memiliki bentuk penis yang berbeda dari biasanya, disertai dengan adanya penumpukan kulit berlebih di bagian atas penis.
Hipospadia tidak bisa dicegah, karena belum ada faktor tunggal yang dipastikan sebagai penyebab kelainan ini. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindarinya, seperti: usia ketika hamil sebaiknya tidak di atas 40 tahun dan menjauhi paparan rokok selama kehamilan.
Komplikasi
Jika tidak diterapi dengan baik, hipospadia mungkin dapat mengakibatkan hal-hal berikut:
- Bentuk penis yang abnormal
- Kesulitan dalam pelatihan penggunaan toilet
- Penis bengkok saat ereksi
- Gangguan ejakulasi
Diagnosis
Diagnosis hipospadia dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus hipospadia yang berat (ketika saluran kencing berada di dekat perut), dokter perlu memeriksa testis anak. Jika tidak didapatkan testis, perlu dilakukan pemeriksaan kromosom untuk menentukan jenis kelamin yang sebenarnya.
Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan ginjal dengan USG dan rontgen, mengingat hipospadia sering disertai dengan kelainan ginjal.
Gejala
Hipospadia dapat diketahui dengan tanda dan gejala berikut:
- Terlihatnya saluran kencing di bawah penis
- Bentuk penis yang melengkung ke bawah
- Ketika berkemih, urine akan menetes dan tidak memancar
Jika Anda menemukan kelainan letak dan bentuk penis pada anak, segeralah membawanya ke dokter untuk diperiksa.
Pengobatan
Tindakan operasi biasanya dilakukan untuk memperbaiki bentuk penis, agar pasien dapat buang air kecil dengan normal dan memiliki fungsi seksual yang normal pula. Saluran kencing juga dipindahkan ke ujung penis. Kulup penis sangat penting sebagai bahan penutup bagi operasi ini, karena itu pasien dianjurkan untuk tidak disunat dulu sebelum operasi.
Penyunatan dapat dilakukan bersamaan dengan operasi hipospadia. Operasi ini umumnya berlangsung selama 1-3 jam, dan dilakukan dengan bius umum. Waktu terbaik untuk melakukan operasi hipospadia adalah ketika anak berusia 3-18 bulan.
Penyebab
Penyebab hipospadia belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, para pakar menduga bahwa hipospadia bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Hamil di atas 40 tahun dan paparan terhadap asap rokok juga disinyalir dapat meningkatkan risiko hipospadia.

Berita Terbaru
Cara Mudah Cek Penerima PIP Lewat HP: Anti Ribet!
Bingung Ngabuburit ke Mana? Coba Game Lineage2M yang Baru Rilis di Indonesia
Pengangkatan CASN dan PPPK Ditunda, Guru Besar UGM Desak Pemerintah Beri Kepastian
Mengenal Apa Itu Saham Syariah, Investasi Halal di Tengah Tantangan Literasi
10 Penyebab Haid 2 Kali Sebulan: Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Elnusa Siapkan Belanja Modal Rp 594 Miliar Tahun Ini
Banderol Harga Samu Omorodion Terungkap, Klub Peminat Harus Siapkan Dana Selangit
Bangun Tidur Jangan Asal, Lakukan Ini agar Berpahala Kata Ustadz Adi Hidayat
Gerombolan Pemotor Begal Pelajar di Jakpus, 4 Pelaku Ditangkap
Apakah Fetish Bisa Sembuh? Begini Penjelasannya
7 Penyebab Rambut Rontok Berlebihan dan Cara Mengatasinya, Solusi Perawatan Tepat
Seluruh Stasiun KRL Target Layani Transaksi QRIS Tap September 2025