Tujuan
Menjadi lembaga terkemuka di bidang ekonomi dan keuangan yang menyediakan analisis yang akurat dan objektif, dan informasi tentang berbagai isu pembangunan untuk menciptakan iklim usaha yang lebih sehat.
Â
3 Rekomendasi dari Indef agar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Positif
Kepala Center Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman memberikan rekomendasi agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bergerak positif di kuartal II 2021.
ketiga rekomendasi tersebut adalah Pertama perlu pemerataan program vaksinasi. Kedua mendorong konsumsi rumah tangga. Ketiga ekspansi kredit.Â
"Dibandingkan dengan negara-negara mitra dagang yang tumbuh positif, Indonesia sebagai negara yang masih tertinggal, terkontraksi," ujar Rizal dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (5/5/2021).
Oleh karena itu, menurut Rizal perlu adanya percepatan dan pemeratan program vaksinasi Covid-19. "Perlu upaya percepatan dan pemerataan program vaksinasi, efektifitas serta akselerasi distribusi kebijakan Program Ekonomi Nasional (PEN) menjadi kunci strategisnya," sambungnya.
Rizal melanjutkan, dalam menjaga optimisme pertumbuhan ekonomi tahun 2021 terutama di kuartal II, maka perlu didongkrak perbaikan konsumsi rumah tangga. Salah satunya perbaikan pendapatan agar daya beli semakin membaik.
"Untuk mencapai pertumbuhan di atas 6 persen pada kuartal II 2021 dirasakan sangat berat, maka perlu ada perbaikan kinerja ekspansi kredit, maka perlu ada perbaikan kinerja kredit yang bisa menggerakkan sektor riil," jelasnya.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan membaik pada 2021. Namun dengan kasus India, menjadi perhatian serius global karena bisa menyebabkan global risk guna perbaikan konsumsi global dan value chain global.
Â
Tawarkan Solusi Penyelesaian Masalah Perunggasan Tanah Air
 Industri perunggasan memiliki peran dan posisi sangat strategis serta berkontribusi besar terhadap sektor perekonomian maupun kesehatan. Mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga mendorong tumbuhnya berbagai industri pengolahan, sektor distribusi dan pemasaran, cold storage, perdagangan hingga restoran, industri perunggasan berperan dalam menggerakkan perekonomian.
Di sisi kesehatan, unggas menjadi sumber protein hewani yang tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
Namun demikian, masih banyak persoalan dan kendala di sektor perunggasan ini. Antara lain masalah ketersediaan DOC, ketergantungan bahan pakan impor, persaingan antar perusahaan yang dinamis dan instabilitas harga unggas.
Dengan adanya problematika tersebut akibatnya daya saing produk unggas dalam negeri masih lemah. Tidak mengherankan, ditengah surplus produksi, Indonesia khawatir akan adanya ancaman masuknya impor ayam dari Brazil dan lainnya. Dengan adanya anomali antara besarnya kontribusi perunggasan dengan berbagai persoalan tersebut, INDEF berinisiatif melakukan kajian secara komprehensif. Kajian INDEF berfokus untuk menyiapkan sebuah concept note sebagai solusi persoalan industri perunggasan di Indonesia.
Hasil kajian tersebut langsung kami serahkan kepada pemangku kepentingan utama perunggasan melalui diskusi publik pada April 2021.
“Rekomendasi ini kami serahkan kepada 3 Kementerian yang langsung bersinggungan dengan industri perunggasan yakni Kementan, Kemendag dan Kemenko Perekonomian dengan harapan dapat segera ditindaklanjuti agar beberapa isu di industri ini dapat segera mendapat solusi untuk kebaikan semua pihak," kata ekonom senior Indef Enny Sri Hartati, Selasa (11/5/2021).
Dalam rekomendasi tersebut, menawarkan berbagai solusi, mulai dari penyediaan DOC yang berkualitas berdasarkan keseimbangan permintaan akhir, kebijakan peningkatan pertumbuhan konsumsi unggas, kebijakan penyediaan bahan baku pakan ternak yang cukup dan efisien, hingga kebijakan peningkatan posisi tawar Indonesia di WTO terkait perunggasan.