Badan Intelijen Inggris Diduga Mata-matai Video Chat Yahoo

GCHQ berhasil mengumpulkan sekitar 1,8 juta data video chat dari Yahoo hanya dalam kurun waktu enam bulan penyadapan.

oleh Adhi Maulana diperbarui 28 Feb 2014, 18:07 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2014, 18:07 WIB
Badan Intelijen Inggris Diduga Mata-matai Layanan Video Chat Yahoo
theguardian.com

Liputan6.com, Jakarta Setelah NSA, kini giliran badan intelijen Inggris, GCHQ, yang diduga melakukan aksi penyadapan dan pencurian data privasi para pengguna layanan video chat dari Yahoo.

Menurut yang dilansir laman The Guardian, Jumat (28/2/2014), kabar ini sendiri terbongkar setelah sebuah dokumen terbaru yang dibocorkan oleh Edward Snowden kembali terungkap. Disebutkan bahwa nama sandi operasi penyadapan layanan webcam Yahoo tersebut adalah 'Optic Nerve'. Operasi itu diketahui dilakukan pada periode 2008 hingga 2010 silam.

Lebih jauh dijelaskan, menurut dokumen tersebut, GCHQ berhasil mengumpulkan sekitar 1,8 juta data video chat dari Yahoo hanya dalam kurun waktu enam bulan penyadapan.

Menyikapi kabar miring ini, pihak Yahoo dikabarkan tak akan mengambil sikap apapun sebelum tuduhan terhadap GCHQ terbukti secara sah. "Kami tak ambil pusing dan lebih memilih untuk membiarkan laporan itu. Namun jika laporan tersebut terbukti kebenarannya, ini jelas pelanggaran dan penyalahgunaan data pengguna kami yang terulang kembali," papar juru bicara Yahoo.

Hal ini memperpanjang masalah yang tengah dihadapi oleh Yahoo. Sebelumnya di awal Februari 2014 kemarin sempat dikabarkan bahwa sejumlah akun pengguna Yahoo Mail diretas. Username dan password pengguna layanan email milik Yahoo tersebut berhasil dicuri dan dikuasai oleh hacker yang hingga kini belum diketahui identitasnya.

Melalui pernyataan resmi yang mereka rilis, pihak Yahoo telah mengakui bahwa memang benar layanan emailnya telah diretas oleh pihak tak bertanggung jawab. Namun Yahoo bersikeras kejadian ini bukanlah kesalahan mereka.

Dilansir laman Mail Online, Yahoo menduga username dan password yang dicuri bukan berasal dari sistem data base milik Yahoo, tapi dari basis data pihak ketiga. Telah dikonfirmasi bahwa pihak Yahoo sedang dalam proses penggantian ulang password dan akun yang diretas. Mereka pun rencananya akan mengupayakan langkah-langkah pengamanan khusus untuk memblokir serangan lebih lanjut.

Baca juga:
Mesin Pencari Yahoo Siap Ungguli Google Search
Email Pengguna Diretas, Yahoo! Salahkan Pihak Ketiga
Direkrut, Bos Yahoo Ini Kemudian Dibuang Begitu Saja
Dua Alasan iOS Jauh Lebih Baik Dibandingkan Android 
10 Perangkat Mobile Yang Paling Mudah Rusak
Ini Dia 5 Hacker Wanita Cerdik nan Cantik 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya