Cerita Di Balik Pasukan Elit `Top 100` Apple

Steve Jobs juga rutin mengumpulkan 100 karyawan terbaiknya untuk melakukan pertemuan penting yang bersifat rahasia. Tim ini disebut Top 100.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 08 Apr 2014, 16:29 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2014, 16:29 WIB
Apple
Ilustrasi (hqdesktop)

Liputan6.com, Jakarta Sama seperti perusahaan berskala besar lainnya, manajemen Apple kerap mengadakan pertemuan mingguan dengan para eksekutifnya. Pada hari Senin CEO Apple, Steve Jobs bertemu tim manajemen eksekutif untuk membahas hasil dan strategi perusahaan, serta meninjau hampir setiap proyek penting di perusahaan. Pada hari Rabu ia mengadakan pertemuan dengan tim marketing communication.

Dalam sebuah wawancara dengan Adam Lashinsky, senior editor majalah Fortune, Steve Jobs mengatakan, "Setiap hari Senin kami meninjau seluruh bisnis," katanya. "Kami memantau setiap pengembangan produk. Aku mencatatnya di agenda," jelas Jobs.

Dan setidaknya setiap tahun, Steve Jobs juga rutin mengumpulkan 100 karyawan terbaiknya untuk melakukan pertemuan penting yang bersifat rahasia. Tim ini disebut Top 100.

Segala sesuatu tentang pertemuan Top 100 sangat terselubung. Mereka yang ditunjuk untuk hadir diminta untuk tidak menandai jadwal pertemuan ini pada kalender mereka. Bahkan tidak boleh memberi tahu bahwa mereka diajak, termasuk ke lingkungan internal.

Peserta tidak diperbolehkan untuk menyetir mobil sendiri ke pertemuan itu. Mereka naik bus dari Cupertino, California, kantor pusat Apple ke tempat-tempat mewah seperti Chaminade Resort & Spa di Santa Cruz, California.

Tempat-tempat itu harus memenuhi dua persyaratan Jobs: makanannya enak dan tidak ada lapangan golf. Di ruang pertemuan itu Apple bahkan memasang alat penyadap elektronik untuk menghalangi pesaing mengintip.

Pertemuan Top 100 adalah alat manajerial penting bagi Jobs. Di ajang ini Jobs memberi kesempatan untuk berbagi visi besarnya dengan para pemimpin Apple generasi berikutnya.

"Top 100 adalah pengalaman yang mengerikan bagi 10 orang atau lebih. Bagi 90 orang lagi itu hari terbaik dalam hidup mereka," kenang salah satu mantan wakil presiden yang berada di Top 100 beberapa tahun yang lalu. 

Jobs kadang-kadang menggunakan kesempatan itu untuk mengungkap beberapa inisiatif penting. "Saya berada di Top 100 ketika Steve Jobs menunjukkan kami iPod," kata Mike Janes yang bekerja di Apple pada tahun 1998-2003 dan masih tetap dekat dengan para eksekutif Apple.

Orang-orang yang dipilih dalam Top 100 merupakan pilihan Jobs, bukan didasarkan pada pada peringkat kedudukan, dan bukan berarti semuanya menjabat sebagai vice president. Beberapa dari mereka hanya kontributor inti. Ke-100 orang ini akan berbagi ide. Dan ditendang keluar dari klub eksklusif ini dianggap memalukan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya