Liputan6.com, Jakarta Sama seperti perusahaan berskala besar lainnya, manajemen Apple kerap mengadakan pertemuan mingguan dengan para eksekutifnya. Pada hari Senin CEO Apple, Steve Jobs bertemu tim manajemen eksekutif untuk membahas hasil dan strategi perusahaan, serta meninjau hampir setiap proyek penting di perusahaan. Pada hari Rabu ia mengadakan pertemuan dengan tim marketing communication.
Dalam sebuah wawancara dengan Adam Lashinsky, senior editor majalah Fortune, Steve Jobs mengatakan, "Setiap hari Senin kami meninjau seluruh bisnis," katanya. "Kami memantau setiap pengembangan produk. Aku mencatatnya di agenda," jelas Jobs.
Dan setidaknya setiap tahun, Steve Jobs juga rutin mengumpulkan 100 karyawan terbaiknya untuk melakukan pertemuan penting yang bersifat rahasia. Tim ini disebut Top 100.
Segala sesuatu tentang pertemuan Top 100 sangat terselubung. Mereka yang ditunjuk untuk hadir diminta untuk tidak menandai jadwal pertemuan ini pada kalender mereka. Bahkan tidak boleh memberi tahu bahwa mereka diajak, termasuk ke lingkungan internal.
Peserta tidak diperbolehkan untuk menyetir mobil sendiri ke pertemuan itu. Mereka naik bus dari Cupertino, California, kantor pusat Apple ke tempat-tempat mewah seperti Chaminade Resort & Spa di Santa Cruz, California.
Tempat-tempat itu harus memenuhi dua persyaratan Jobs: makanannya enak dan tidak ada lapangan golf. Di ruang pertemuan itu Apple bahkan memasang alat penyadap elektronik untuk menghalangi pesaing mengintip.
Pertemuan Top 100 adalah alat manajerial penting bagi Jobs. Di ajang ini Jobs memberi kesempatan untuk berbagi visi besarnya dengan para pemimpin Apple generasi berikutnya.
"Top 100 adalah pengalaman yang mengerikan bagi 10 orang atau lebih. Bagi 90 orang lagi itu hari terbaik dalam hidup mereka," kenang salah satu mantan wakil presiden yang berada di Top 100 beberapa tahun yang lalu.Â
Jobs kadang-kadang menggunakan kesempatan itu untuk mengungkap beberapa inisiatif penting. "Saya berada di Top 100 ketika Steve Jobs menunjukkan kami iPod," kata Mike Janes yang bekerja di Apple pada tahun 1998-2003 dan masih tetap dekat dengan para eksekutif Apple.
Orang-orang yang dipilih dalam Top 100 merupakan pilihan Jobs, bukan didasarkan pada pada peringkat kedudukan, dan bukan berarti semuanya menjabat sebagai vice president. Beberapa dari mereka hanya kontributor inti. Ke-100 orang ini akan berbagi ide. Dan ditendang keluar dari klub eksklusif ini dianggap memalukan.Â
Cerita Di Balik Pasukan Elit `Top 100` Apple
Steve Jobs juga rutin mengumpulkan 100 karyawan terbaiknya untuk melakukan pertemuan penting yang bersifat rahasia. Tim ini disebut Top 100.
diperbarui 08 Apr 2014, 16:29 WIBDiterbitkan 08 Apr 2014, 16:29 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Honorer Pemprov NTT yang Tak Lolos PPPK akan Diangkat Paruh Waktu, Bagaimana Gajinya?
Kisah Menakjubkan saat Abah Guru Sekumpul Bertemu Mbah Hamid Pasuruan
Libur Nataru, BMKG Akan Terus Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Cegah Potensi Bencana Alam
Melihat Kesiapan Kostrad Menjaga Kedaulatan Negara dalam Latihan Tempur
Teori ini Sebut Alien Bisa Hidup Tanpa Planet Layak Huni
Hadapi Puncak Arus Mudik Nataru 2024, Pelni Tambah 3 Rute Pelayaran Batam - Belawan
Kiamat dalam Kacamata Pakar Astronomi, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala AFF 2024: Siapa Jadi Raja Asia Tenggara?
Jadwal dan Hasil Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Misi Jadi Raja Asia Tenggara
3 Klub BRI Liga 1 2024/2025 dengan Prestasi Menarik Sampai Pekan ke-15
Jokowi Dipecat, Anies Bakal Jadi Tokoh Baru PDIP?
Barang Mewah dan Jasa Premium Kena PPN 12 Persen Mulai 1 Januari 2025, Dampaknya?