Mengenang 30 Tahun Game Legendaris Tetris

Pada awalnya Pajintov tidak berniat untuk mengkomersilkan Tetris. Ia malah membagikan program game Tetris secara cuma-cuma.

oleh Adhi Maulana diperbarui 07 Jun 2014, 16:10 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2014, 16:10 WIB
Mengenang 30 Tahun Game Legendaris Tetris
Tetris (nintendo.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dari 'Perang Dingin' yang berlangsung di era 1980-an, terlahirlah sebuah game legendaris. Ya, Tetris, game puzzle terpopuler di dunia itu pertama kali hadir pada tahun 1984 sebagai hasil karya seorang programer komputer asal Rusia bernama Alexey Pajitnov.

Tepat tanggal 6 Juni 2014 kemarin, game yang diyakini sebagai game tersukses di dunia ini memasuki usia ke 30. Untuk merayakannya, situs berita Time pun melakukan wawancara dengan sang pencipta dan seorang pengusaha yang paling berjasa dalam memasarkan Tetris, Henk Rogers.

Dari wawancara itu terungkap sejumlah fakta menarik. Pajintov menciptakan Tetris di tahun 1984 ketika ia masih berkerja pada sebuah perusahan komputer ternama asal Uni Soviet bernama Electronista 60. Nama Tetris sendiri diakui Pajntov diambil dari bahasa Yunani, Tetra, yang memiliki arti angka empat. Sementara untuk gameplay-nya sendiri terinspirasi dari game teka-teki klasik Pentomino.

"Saya sangat akrab dengan Pentomino, karena itu adalah game puzzle favorit saya. Kebetulan saya memiliki akses dan kemampuan dengan komputer, maka muncullah ide untuk menaruh Pentomino di dalam komputer, dan terciptalah Tetris," ungkap Pajintov.

Pada awalnya Pajintov tidak berniat untuk mengkomersilkan Tetris. Ia malah membagikan program game Tetris pada teman-temannya untuk dapat dmainkan pada komputer berbasi IBM.

Namun ternyata respon para kerabat sangat positif. Mereka turut membagikan Tetris pada orang lain, dan game ini dikabarkan langsung dapat menarik perhatian dan dimainkan oleh banyak orang di Uni Soviet. Bahkan, di tahun 1986, virus Tetris menyebar hingga negara tetangga Soviet, Hongaria.

Kondisi ini menarik perhatian Andromeda, produsen komputer asal Inggris. Mereka terus berusaha untuk mengajak Pajintov berkerjasama namun usaha itu dihalang-halangi oleh Electronista 60. Namun entah bagaimana, pihak Andromeda secara sepihak mendapatkan hak paten Tetris untuk komputer dan memasarkannya secara luas di tahun 1987.

Barulah pada tahun 1988, seorang pengusaha asal Belanda bernama Henk Rogers mengajukan hak paten Tetris untuk konsol game portabel. Ia mengaku langsung kepincut dengan Tetris sejak pertama kali mencobanya pada ajang CES 1988.

"Aku melihat sebuah game saat itu. Sedikit istimewa dan aku memutuskan untuk ikut mengantri dan mencobanya. Tak cukup sekali, ketika saya mengantri untuk keempat kalinya, dan saya menyadari diri saya memiliki koneksi kepada para publisher game di Jepang, saya mengaku saya sangat terpikat. Maka saya berusaha untuk mendapatkan hak patennya," papar Rogers.

Rogers pun gerak cepat membawa Tetris versi portabel ke pasaran. Ia menghubungi dua publisher game ternama Jepang, Nintendo dan Famicon. Ditolak oleh Nintendo, Tetris ternyata mendapat sambutan hangat di Famicon. Di tahun 1989, justru Nintendo yang memohon Rogers membawa tetris pada mereka. Akhirnya konsol portabel Game Boy versi Tetris pun dirilis, dan terjual sebanyak 35 juta unit sepanjang tahun itu.

Melihat potensi yang diraih, Rogers pun mencari Pajintov dan melakukan negoisasi dengan Elektronorgtechnika (Elorg) untuk menegoisasikan hak paten penuh Tetris. Mereka berhasil, Pajintov pun dibawa Rogers ke Amerika Serikat pada tahun 1991, di saat era Perang Dingin sedang memanas.

Lima tahun kemudian, di tahun 1996 keduanya memtuskan untuk membangun perusahaan game dengan nama The Tetris Company. Perusahaan ini hingga kini menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak paten penuh game lendaris Tetris.

Lalu bagaimana dengan masa depan Tetris di masa modern seperti sekarang ini?

"Tetris akan terus dimodifikasi ke dalam berbagai model Namun dasar permainan puzzle yang kami usung akan tetap sama. Tetris akan terus abadi seperti ia melalui 30 tahun sebelumnya," tutup Rogers.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya