Operator Seluler Australia Akan `Bunuh` 2G demi 4G

Operator telekomunikasi mulai meninggalkan pengembangan jaringan 2G agar dapat fokus mengimplementasi teknologi baru, yakni 4G.

oleh Corry Anestia diperbarui 14 Agu 2015, 15:43 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 15:43 WIB
Ini Yang Harus Dilakukan Operator Jika Layanannya Terganggu
Kualitas layanan telekomunikasi operator seluler sedang banyak dikeluhkan oleh para pelanggannya.

Liputan6.com, Australia - Perlahan-lahan operator telekomunikasi di dunia mulai meninggalkan teknologi generasi kedua (2G), dan fokus mengembangkan teknologi baru, yakni 4G atau Long Term Evolution (LTE).

Optus misalnya, operator telekomunikasi asal Australia ini berencana `membunuh` jaringan 2G mulai April 2017 agar dapat menggunakan spektrum untuk layanan 4G. Penghentian jaringan 2G juga beralasan karena trafik dan pelanggan 2G menurun dalam beberapa tahun terakhir.

"Semakin banyaknya pemakaian smartphone, dan perkembangan teknologi 4G makin advance memicu pelanggan untuk mengakses layanan data yang lebih cepat," kata Dennis Wong, Acting Managing Director Optus Networks, seperti dikutip dari Cellular-news, Jumat (14/3/2015).

Wong mengungkapkan, operator telekomunikasi di dunia, termasuk di Australia dan induk usahanya, Singapore Telecommunication (Singtel) akan menutup layanan 2G agar dapat mendukung penuh implementasi teknologi barunya.

Di Indonesia, layanan 2G masih menjadi primadona bagi para operator seluler. Sebab hampir 70% pelanggan masih memakai layanan 2G. Namun, sebagian operator juga mulai menghentikan pembangunan jaringan 2G agar beralih ke layanan 3G atau 4G.

Sementara Telkomsel, berencana mengurangi pembangunan base transceiver station (BTS) 2G pada tahun ini.

"Vendor ponsel juga akan berhenti memproduksi perangkat 2G pada 2018. Jadi nantinya ponsel 3G dan 4G yang akan lebih banyak beredar," ujar Ivan Cahya Permana, VP Technology & System Telkomsel, beberapa waktu lalu.

Begitu juga dengan operator XL Axiata, yang memutuskan untuk tidak lagi menambah jaringan 2G demi fokus pada pengembangan jaringan 3G dan 4G di masa depan.

"Layanan 2G masih akan tetap ada sampai 2020, namun frekuensinya akan kami pakai untuk optimalisasi layanan 3G dan 4G, karena layanan 2G hanya dipakai untuk layanan suara dan SMS," kata Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata.

(cas/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya