Liputan6.com, Jakarta - Seperti halnya produk yang dikendalikan perangkat lunak, keamanan siber harus menjadi investasi yang mantap. Saat ini, industri otomotif dapat mengambil tiga langkah khusus untuk meningkatkan keamanan siber kendaraan, seperti dikutip dari Tech Crunch, Jumat (18/9/2015).
Pertama, kendaraan perlu memperbarui sistem pembaruan over-the-air (OTA) untuk menghindari penarikan kembali kendaraan yang memakan biaya dan menghabiskan waktu lama setiap kali kerentanan keamanan ditemukan.
Kedua, produsen harus memisahkan sistem hiburan dan sistem penggerak penting, yang mengendalikan komunikasi di antara mereka secara erat, seperti pesawat komersial yang mengisolasi jaringan Wi-Fi inflight dari sistem avionik kritis.
Ketiga, produsen harus berasumsi bahwa beberapa serangan akan berhasil dan mengamankan setiap komponen perangkat lunak terpisah di dalam kendaraan, sehingga jika penyerang bergelut dengan sistem tunggal, secara otomatis mereka tidak mendapatkan akses ke seluruh kendaraan.
Sementara keadaan keamanan siber kendaraan akan ditingkatkan secara substansial, jika semua produsen melaksanakan ketiga langkah ini, maka hal tersebut baru sebuah permulaan.
Dibutuhkan beberapa tahun bagi perusahaan untuk mengembangkan budaya keamanan siber yang kuat. Bahkan dengan tim keamanan siber internal yang kuat, tim tersebut harus didukung oleh dan terintegrasi ke dalam organisasi secara keseluruhan.
Selanjutnya, perusahaan dengan tim keamanan yang berpengalaman tidak hanya mencari dukungan di dalam perusahaan, tetapi juga di komunitas peneliti keamanan global yang mengidentifikasi masalah selangkah di depan para pelaku kejahatan ini.
Misalnya, Tesla meluncurkan program "Bounty Bug" yang mendorong peneliti keamanan eksternal untuk mengidentifikasi dan membantu memperbaiki masalah keamanan yang mereka temukan.
Kemudian, konsekuensi juga harus dipertimbangkan, jika industri otomotif tidak mendapatkan hak keamanan. Produsen mungkin perlu melakukan penarikan kembali kendaraan untuk setiap kerentanan perangkat lunak yang ditemukan.
Penarikan kembali merupakan proses yang panjang, dan kerentanan perangkat lunak menjadi isu keamanan pribadi yang cukup besar, bahkan menjadi masalah keamanan nasional, jika tidak segera diatasi.
Berikutnya, jika frekuensi kerentanan perangkat lunak di kendaraan mendekati frekuensi kerentanan perangkat lunak di komputer --beberapa kasus dalam waktu bulanan dan bahkan mingguan-- maka melakukan penarikan kembali menjadi hal yang tidak praktis.
(why/isk)
Menelusuri Peretasan Kendaraan Bermotor
Ketika Anda menghubungkan mobil ke internet, maka mobil Anda bukan sebuah "mobil", melainkan komputer yang berjalan di atas roda.
diperbarui 18 Sep 2015, 12:23 WIBDiterbitkan 18 Sep 2015, 12:23 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bolehkah Minta Air Doa ke Kiai saat Sakit? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah dan Buya Yahya
Istri Shin Tae-yong Sempat Sebut Erick Thohir Manusia Bertubuh 10 Sebelum Suaminya Dicopot Sebagai Pelatih Timnas Indonesia
Ambengan, Tradisi Menyambut Isra' Mi'raj
Siapa Bilang Bid'ah? Ulama Kaliber Dunia Bolehkan Hadiah Yasin dan Tahlil untuk Mayit Kata Gus Baha
DPRD Berharap Pemkot Tangerang Bisa Selesaikan Masalah THL
5 Film Garapan Hanung Bramantyo yang Bakal Tayang Tahun Ini
Pangeran William Sempat Rogoh Kocek Rp4 Juta demi Bisa Kencan Pertama dengan Kate Middleton
Ilmuwan Temukan Abu Vulkanik di Mars, Ungkap Kehidupan di Masa Lalu
Link Live Streaming Carabao Cup Arsenal vs Newcastle United, Segera Mulai di Vidio
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 8 Januari 2025
Kuota Haji Furoda Tak Terkontrol, DPR RI Akan Revisi Aturannya
Hati-Hati.. Ahli Tahajud dan Puasa Bisa Saja Menjadi Ahli Neraka, Peringatan Buya Yahya