Bulp, Aplikasi 'Perangkul' Aspirasi Masyarakat Buatan Anak Bangsa

Bulp adalah sebuah aplikasi yang dapat menampung aspirasi masyarakat terhadap kualitas layanan perusahaan yang ada di Indonesia.

oleh Jeko I. R. diperbarui 29 Sep 2015, 12:21 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 12:21 WIB
Bulp, Aplikasi 'Perangkul' Aspirasi Masyarakat Buatan Anak Bangsa
Bulp adalah sebuah aplikasi yang dapat menampung aspirasi masyarakat terhadap kualitas layanan perusahaan yang ada di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kualitas layanan publik yang hadir di setiap perusahaan memang dinilai begitu penting. Di sisi lain, kesadaran masyarakat Indonesia akan sebuah feedback (umpan balik) terhadap kualitas layanan dapat membantu peningkatan layanan yang diberikan. Saat ini, perkembangan industri swasta di Indonesia berkembang begitu masif.

Hal tersebut secara otomatis membuat masyarakat semakin kritis dan peka untuk menyampaikan feedback-nya untuk kualitas layanan yang ditawarkan masing-masing perusahaan.

Oleh karena itu, hadirlah Bulp, sebuah aplikasi yang dapat menampung aspirasi masyarakat terhadap kualitas layanan perusahaan yang ada di Indonesia.

Aplikasi customer relation management pertama buatan perusahaan rintisan (startup) lokal ini hadir untuk menjembatani perusahaan dan masyarakat melalui penyampaian aspirasi yang komprehensif dan kolaborasi serta partisipasi aktif dari masyarakat dan perusahaan secara independen.

Chief Executive Officer dan Founder Bulp, Arie Nasution, mengungkap bahwa berdasarkan hasil riset yang dilakukan Avaya Indonesia pada 2015, 5 dari 6 orang Indonesia selalu merasa tidak puas dengan pelayanan perusahaan. 

Selain itu, hasil riset Gudpoin pada 2014 menyatakan, 96 persen dari pelanggan yang tidak puas dengan pelayanan perusahaan enggan untuk menyampaikan keluhannya. Hal tersebut tentunya berpotensi merugikan perusahaan, dimana perusahaan tidak dapat mendengar aspirasi masyarakat.

"Bulp diciptakan sebagai solusi untuk masyarakat menyampaikan aspirasi yang menyeluruh dengan mudah, tidak hanya keluhan, melainkan saran, permintaan hingga pujian yang ditujukan untuk pengembangan pelayanan dan tentunya mendapatkan respon dari perusahaan bersangkutan yang telah menjalin kerjsama dengan Bulp," tutur Arie pada saat peluncuran aplikasi Bulp di Conclave, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Arie menambahkan, sejak Januari hingga kini, Bulp telah menerima lebih dari 9000 aspirasi. Uniknya, 78 persen dari aspirasi tersebut bukan merupakan keluhan. Melainkan berupa saran, permintaan dan bahkan pujian.

"Dengan fitur yang dihadirkan Bulp, masyarakat bisa memberikan masukan yang tidak biasa, bahkan bisa dibilang 'menginspirasi'. Kunci keberhasilan kontrol sosial melalui gerakan yang kami usung, #YourVoiceMatters, merupakan kontribusi dan partisipasi aktif masyarakat dan pelaku industri swasta. Kami berharap, gerakan ini dapat diterima dengan baik oleh kedua belah pihak," tambah Arie.

Bulp menawarkan fitur utama yang dapat digunakan penggunanya untuk menyalurkan aspirasi langsung ke perusahaan yang ingin di-feedback. Aspirasi tersebut berupa saran, komplain (keluhan), permintaan, dan pujian.

Setelah mengumpulkan feedback, pengguna bisa mengetahui perkembangan aplikasi dengan lima status yaitu pending, rejected, approved, delivered, dan responded. 

Hadirnya kelima status ini diharapkan dapat memberikan keyakinan pengguna bahwa aspirasi yang disampaikan telah diteruskan ke perusahaan terkait melalui sistem Bulp dan juga merupakan bentuk dorongan kepada perusahaan agar aktif dalam memberikan respon terhadap aspirasi pelanggan.

(jek/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya