Usai Pengeboman di Nigeria, Facebook Aktifkan Lagi Safety Check

Ini merupakan kali kedua dalam sepekan, yang mana jejaring sosial terbesar dunia tersebut mengambil langkah tegas.

oleh M Hidayat diperbarui 18 Nov 2015, 15:05 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 15:05 WIB
Zuckerberg
Zuckerberg. Foto: Social Media Week

Liputan6.com, Jakarta - Facebook telah mengaktifkan fitur Safety Check atau Pemeriksaan Keamanan di Nigeria belum lama ini. Langkah tersebut menyusul pengeboman mematikan di sebuah pasar yang merenggut sedikitnya nyawa 32 orang tak berdosa.

Langkah ini, menurut informasi yang dihimpun dari Venture Beat, Rabu (13/11/2015), merupakan kali kedua dalam sepekan, yang mana jejaring sosial terbesar dunia tersebut mengambil langkah tegas.

Sejauh ini belum bisa dipastikan siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, beberapa pihak berspekulasi bahwa serangan itu bisa jadi dilancarkan oleh kelompok ekstremis bersenjata Boko Haram. Kelompok ini, oleh kebanyakan orang, mungkin akan diingat sebagai kelompok yang melakukan penculikan terhadap para siswi di sana.

Pengguna Facebook di Nigeria dapat memberi tahu teman-teman dan orang yang dicintainya bahwa mereka baik-baik saja hanya dengan mengklik tautan di jejaring sosial besutan Zuckerberg tersebut. Lalu pemberitahuan akan dikirim segera kepada mereka yang terhubung dengannya, sehingga orang-orang pun tahu bahwa mereka tidak terluka.

"Setelah serangan Paris pekan lalu, kami membuat keputusan untuk menggunakan Safety Chek untuk peristiwa yang lebih tragis seperti ini ke depannya," tulis CEO Facebook, Mark Zuckerberg pada halaman Facebook miliknya.

Pihaknya, lanjut Zuckerberg, tengah bekerja cepat dalam mengembangkan kriteria untuk kebijakan baru dan menentukan kapan dan bagaimana layanan ini dapat menjadi paling berguna.

Jumat lalu, Facebook mengaktifkan Safety Check diaktifkan untuk serangan Paris. Ini pertama kalinya fitur itu tersedia untuk peristiwa selain bencana alam.

Sementara fitur tersebut sangat membantu, Facebook juga mendapat kritik dari orang-orang yang mempertanyakan mengapa fitur tersebut belum diaktifkan untuk serangan di Beirut baru-baru ini.

(why/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya