GrabTaxi dan 3 Startup Lainnya 'Keroyok' Uber

Empat perusahaan ride sharing, yaitu Ola, GrabTaxi, Didi Kuaidi, dan Lyft, melakukan kerja sama global.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 04 Des 2015, 17:04 WIB
Diterbitkan 04 Des 2015, 17:04 WIB
ilustrasi startup
ilustrasi startup. ilustrasi: garbshare

Liputan6.com, Jakarta - Empat perusahaan ride sharing di wilayah Asia dan Amerika Serikat dikabarkan telah menjalin kerja sama global. Mereka adalah Ola dari India, Didi Kuaidi dari Tiongkok, GrabTaxi dari Singapura, dan Lyft dari Amerika Serikat.

Kerja sama itu disebut-sebut melanjutkan kerja sama layanan ride sharing oleh Lyft dan Didi Kuaidi pada September lalu. Lewat kolaborasi ini, mereka akan saling berkolaborasi dalam hal teknologi, pengetahuan tentang pasar lokal, dan sumber bisnis.

Wisatawan internasional yang terbiasa bepergian antar negara diharapkan akan terbantu ketika ada di antara keempat negara tersebut. Salah satu contohnya adalah pengguna Ola di India nantinya dapat menggunakan aplikasi yang sama untuk memesan GrabTaxi di Singapura. Begitu juga sebaliknya.

"Masing-masing perusahaan akan mengatur pemetaan, pembuatan rute, serta pembayaran melalui API yang aman. Hal ini dilakukan untuk mempermudah wisatawan yang biasa berpergian lintas negara mulai dari India, Asia Tenggra, Tiongkok, dan Amerika Serikat tiap tahunnya," ungkap pernyataan resmi yang diterima Tim Tekno Liputan6.com, hari ini, Jumat (4/12/2015).

Mengutip dari laman Tech in Asia, sinergi keempatnya dikatakan dapat mengancam layanan Uber yang memiliki layanan serupa. Hal ini disebabkan salah satu keunggulan Uber sebagai penyedia layanan ride sharing global dapat tersingkir.

Ini dimungkinan karena pengguna yang biasa berpergian di negara-negara tersebut dapat dengan mudah memesan kendaraan yang diinginkan tanpa perlu lagi mengunduh aplikasi berbeda.

Unggulan di masing-masing wilayah

Adapun keempat perusahaan tersebut memang dikenal sebagai penyedia layanan terbesar di masing-masing wilayahnya. Ola yang beroperasi di India, misalnya, sudah menjangkau 102 kota di negara tersebut. Mereka mengklaim memiliki 350 ribu kendaraan yang terdaftar dan jutaan permintaan tiap hari.

Tak berbeda jauh, Didi Kuaidi sudah beroperasi di lebih dari 360 kota di Tiongkok dengan 7 juta perjalanan. Didi Kuaidi mengklaim sudah menguasai 83 persen pangsa pasar di negeri berjuluk Tirai Bambu tersebut.

Baca Juga

Sementara Lyft, perusahaan asal Amerika Serikat ini sudah hadir di lebih dari 190 kota. Jumlah perjalanannya disebut mencapai 7 juta perjalanan per bulan.

Dan terakhir, perusahaan asal Malaysia GrabTaxi ini sudah hadir di enam negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Disebutkan ada lebih dari 1,5 juta pemesanan harian di seluruh negara tersebut.

Dengan demikian, secara keseluruhan, keempat perusahaan ini diketahui telah berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar US$ 7 juta.

(Dam/Why)



**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya