Liputan6.com, Jakarta - Lyft belum lama ini meraih kucuran dana dari seorang pangeran Saudi. Dana tersebut, berdasarkan laporan Wall Street Journal, yang dikutip dari Business Insider, Minggu (27/11/2015), hampir mencapai US$ 105 juta.
Pangeran Saudi yang dimaksud adalah Pangeran Alwaleed bin Talal, yang berinvestasi melalui Kingdom Holding Company yang dijalankannya. Investasi ini akan memberikannya saham sebesar 2,3 persen di Lyft.
Dana itu, menurut Wall Street Journal, merupakan bagian dari penggalangan dana yang lebih besar dengan total lebih dari US$ 247 juta untuk 5,3 persen dari perusahaan ridesharing itu.
Baca Juga
Lyft diketahui merupakan rival terdekat Uber di bisnis ridesharing yang bersifat on-demand. Adapun valuasi Uber saat ini mencapai sekitar US$ 64,6 miliar, sedangkan valuasi Lyft diperkirakan senilai US$ 4,92 miliar setelah investasi baru tersebut di atas.
Untuk sementara waktu, Lyft masih terus beroperasi di AS, meski jangkauannya tidak seperti Uber, yang beroperasi di 68 negara bagian di AS. Kendati demikian, Lyft telah membuat langkah baru untuk memperluas jangkauannya tanpa harus meninggalkan kantornya yang berbasis di San Francisco.
Pada bulan September lalu, Lyft bermitra dengan pesaing terbesar Uber di Tiongkok, Didi Kuaidi. Kedua perusahaan itu memperluas aliansi mereka dengan layanan ridesharing Asia lainnya, termasuk GrabTaxi Singapura dan Ola di India.
(Why/Isk)