Tahap I Program Sejuta Domain Gratis Bidik 25 Ribu Nama

Rinciannya, 24 ribu domain untuk segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan 1 ribu domain untuk sekolah.

oleh M Hidayat diperbarui 07 Jan 2016, 10:15 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 10:15 WIB
20150929-Raker-Jakarta-Rudiantara
Menkominfo Rudiantara menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Rapat membahas isu-isu teraktual dibidang komunikasi dan informasi di Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Program 1 juta nama domain gratis dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tahap pertama menargetkan 25 ribu domain. Rinciannya, 24 ribu domain untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan 1 ribu domain untuk sekolah.

Secara garis besar, untuk dapat memperoleh domain gratis ini, pihak pengusul yang dalam hal ini dinas provinsi/kabupaten/kota, komunitas, atau tim pendamping, mengajukan usulan calon pengguna nama domain, yaitu UKM dan sekolah. Kemudian, usulan tersebut akan melalui dua tahap verifikasi.

Untuk program ini, Kemenkominfo juga melibatkan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) serta hosting provider (penyedia hosting).

Adapun pemerintah akan menanggung biaya domain, hosting dan pendampingan, dengan catatan bahwa pusat data (data center) harus ada di Indonesia. Tujuannya agar lalu lintas internet di Indonesia bisa berjalan lancar dan tidak perlu lagi ke luar negeri.

Meski sasaran dari program ini adalah UKM dan sekolah, tidak tertutup kemungkinan bagi calon pengguna lainnya, seperti komunitas.

"Sasaran kita memang UKM dan sekolah, tapi kita mesti reserve juga untuk yang lain. Seperti komunitas yang anggotanya mencapai ribuan, misalnya," kata Rudiantara di gedung Kemenkominfo, hari ini, Kamis (7/1/2016).

Terkait tim pendamping yang nanti ada di daerah masing-masing calon pengguna, Rudiantara berharap agar pihak yang dijadikan tim pendamping ini adalah sumber daya yang sudah ada.

"Jika ada program, kita selalu berpikir untuk hire baru. Mestinya mindset kita adalah 'nilai tambah' dengan cara memanfaatkan yang sudah ada. Jangan mulai dari nol atau buat baru. Lebih baik manfaatkan yang ada. UKM sendiri, misalnya, juga punya pendamping. Nah, kita bisa manfaatkan," tandas pria yang akrab disapa Chief RA tersebut.

(Why/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya