Liputan6.com, Jakarta - Gim Pokemon Go yang begitu menarik perhatian saat ini jelas menimbulkan rasa penasaran bagi sebagian orang. Apa yang membuat gim besutan Nintendo dan Niantic itu bisa begitu digandrungi banyak orang?
CEO Touchten, Anton Suharyo, menuturkan hal itu tak lepas dari unsur nostalgia. Menurut dia, kepopuleran Pokemon sekitar tahun 90-an membuat banyak penggemar yang sekarang sudah dewasa ingin merasakan pengalaman bermain.
Pengembangan gim yang sudah berjalan sekitar 20 tahun itu juga membuat banyak orang menantikan kehadiran gim tersebut. Jadi, tidak mengherankan banyak orang yang mau memainkannya, terlebih dengan dukungan teknologi saat ini.
Ia menuturkan sulit membaca tren berapa lama gim ini akan bertahan di pasaran. Namun, seiring dengan perkembangan beragam fitur terbaru dan disesuaikan dengan tambahan tertentu, bukan tak mungkin akan makin banyak orang yang ingin memainkannya.
"Ketertarikan orang untuk mencari tempat baru. Lalu, didukung dengan program turisme tertentu, misalnya, jelas makin menarik orang untuk memainkan gim ini," ujar Anton saat dihubungi tim Tekno Liputan6.com, Kamis (14/7/2016).
Program yang dimaksud Anton adalah ajakan ke tempat-tempat tertentu untuk menangkap Pokemon, semisal pergi ke Bali untuk menangkap Pokemon khusus.
Terlebih, daftar monster Pokemon masih banyak. Dan ketika ditambahkan data permainan, besar kemungkinan orang akan makin tertarik memburunya.
Peluang bisnis Pokemon Go
Disinggung mengenai peluang bisnis Pokemon Go di Indonesia, hal itu hampir dapat dipastikan mengingat bisnis terus berputar. Jadi, besar kemungkinan akan ada jasa untuk menangkap Pokemon.
Baca Juga
Sebagai informasi, di beberapa negara diketahui sudah ada orang yang menawarkan jasanya untuk menangkap Pokemon. Bahkan, di Amerika Serikat ada seseorang yang menjual akun Pokemon dengan level tinggi.
"Selain itu, penjualan power bank juga kemungkinan besar jadi peluang bisnis. Terlebih, masih banyak pemain yang mengeluh gim ini menghabiskan banyak baterai karena belum stabil," tutur pria yang pernah mengenyam pendidikan di Waseda University itu.
Kehadiran gim ini juga tak dipandang sebagai ancaman bagi pengembang gim lokal. Konten bagus akan selalu dicari pengguna, sehingga pengembang lokal tak perlu mengkhawatirkan gim bagus dari luar dan cukup berfokus membuat gim yang banyak disukai orang.
"Semua teknologi gim tidak dipatenkan. Jadi, pengembang lokal harus mulai unjuk gigi. Terlebih, kita lebih mengenal kondisi dan konten lokal yang disukai pemain Indonesia," kata Anton mengakhiri pembicaraan.
Menyoal beberapa Pokestop yang ada di tempat-tempat privat, ia tak menampik itu merupakan risiko atau masalah dari gim ini. Terlebih, data-data itu berasal dari pengguna dan bukannya pengembang. Oleh sebab itu, apabila dirasa mengganggu, hal itu dapat dilaporkan ke pihak terkait.
(Dam/Why)
Advertisement