Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka sebuah gim ternyata dapat menjadi lahan bisnis tersendiri. Setidaknya, itulah prediksi Anton Suharyo, CEO Touchten, menanggapi demam Pokemon Go yang melanda pengguna smartphone saat ini.
Salah satu lahan bisnis yang cukup menarik bagi pemain Pokemon Go di Indonesia adalah powerbank. Hal itu dipengaruhi konsumsi gim yang dikenal cukup boros daya baterai.
"Penjualan powerbank kemungkinan besar jadi peluang bisnis sendiri. Terlebih, masih banyak pemain yang mengeluh gim ini menghabiskan daya baterai karena belum stabil," tuturnya kepada tim Tekno Liputan6.com, Senin (18/7/2016).
Selain powerbank, bisnis lain yang juga berpotensi menjadi lahan bisnis tersendiri adalah jasa perburuan Pokemon atau penjualan akun berlevel tinggi.
Baca Juga
Sebagai informasi, di beberapa negara saat ini sudah ada orang yang menawarkan jasanya untuk menangkap Pokemon.
"Bisnis kan berputar, jadi peluang bisnis untuk itu pasti ada," ujar pria yang pernah mengenyam pendidikan di Waseda University itu.
Sesuai namanya, Pokemon Go merupakan gim yang mengadaptasi monster dari seri animasi Pokemon. Lewat gim ini, pemain diajak menjadi seorang pelatih Pokemon di dunia nyata.
Gim ini merupakan hasil kerja sama Nintendo dan Niantic Lab dengan perusahaan Pokemon. Untuk memperkaya pengalaman bermain, gim ini mendukung konsep augmented reality (AR) dengan memanfaatkan kamera dan GPS yang tertanam di ponsel pintar pemainnya.
Keberhasilan Pokemon Go menjadi salah satu gim terpopuler saat ini ternyata berdampak pada saham Nintendo. Saham perusahaan tersebut melonjak lebih dari 20 persen pada awal perdagangan di bursa Jepang.
Saham Nintendo naik 23,5 persen menjadi 29.085 yen, usai naik ke level 20.190 yen. Level itu menjadi harga tertinggi sejak November.
(Dam/Ysl)