Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah terpikir, mungkin saja ada peretas (hacker) Korea Utara di belakang situs permainan poker online yang sering kamu mainkan?
Dikutip Tekno Liputan6.com dari Business Insider, Rabu (20/7/2016), Kepala Komando Pertahanan Korea Selatan Cho Hyun-Chun menyebutkan negara tetangganya, yakni Korea Utara, kemungkinan telah menjalankan perjudian online dan bisnis lainnya yang menghasilkan US$ 866 juta (Rp 11,3 triliun) per tahun.
Baca Juga
Dilaporkan United Press International, Chu mengatakan, para hacker menjalankan situs-situs judi yang secara langsung terhubung dengan unit intelijen Korea Utara, Biro 121.
Biro tersebut dikabarkan memiliki 6.000 hacker yang melaksanakan aksi spionase serta kejahatan siber terhadap berbagai negara, terutama Korea Selatan.
Layanan intelijen Seoul menyebutkan situs judi online negara yang dipimpin Kim Jong-un itu menargetkan serangan kepada Korea Selatan. Jika dikalkulasi, Korea Utara kabarnya meraup setidaknya US$ 1 miliar atau sekira Rp 13 triliun atas aksi tersebut.
Untuk diketahui, pendapatan tahunan Korea Utara dikabarkan mencapai US$ 40 miliar atau setara dengan Rp 526 triliun. Selain mengelola bisnis judi online, negara yang dijuluki Hermit Kingdom itu disebut-sebut memiliki tentara hacker yang jumlah dan kemampuannya selalu meningkat tiap waktu.
Korea Utara biasanya dianggap sebagai negara berteknologi rendah. Namun sebenarnya Korea Utara berinvestasi dalam jumlah besar di dunia siber.
Dalam laporan 2013 DoD disebutkan, mengingat prospek ekonomi Korea Utara yang suram, serangan hacker dilihat sebagai cara efektif untuk mengembangkan ekonomi. Dengan kata lain, Korea Utara dianggap tak bisa menyerang negara Amerika Serikat atau Korea Selatan dengan senjata atau rudal, namun cukup cerdas dengan mengembangkan serangan oleh hacker secara terorganisasi untuk mendapatkan informasi-informasi serta material yang dibutuhkan.
(Tin/Why)