Liputan6.com, New Delhi: India meluncurkan serangkaian roket, untuk mempelajari dampak gerhana matahari yang terjadi pada hari Jumat. Organisasi Peneliti Ruang Angkasa India (OPRAI), telah mengirimkan tiga roket, dan sedikitnya lima lagi akan dijadwalkan meluncur selama gerhana, kata juru bicara, S. Satish, kepada CNN. Ia juga mengatakan, satu lagi roket dijadwalkan tinggal landas pada hari Sabtu untuk menyelidiki efek samping dari peristiwa langka ini.
Roket India akan mencatat perubahan yang disebabkan oleh gerhana di atmosfer yang lebih rendah dan menengah, yang dipantau dari Afrika ke Asia, demikian dilansir CNN (15/1). "Terjadinya gerhana akan mengakibatkan berhentinya radiasi matahari dengan
tiba-tiba. Hal ini akan mempengaruhi struktur dan dinamika atmosfer," kata pejabat badan ruang angkasa. Keunikan gerhana ini adalah bahwa gerhana terjadi saat siang hari, ketika radiasi matahari masuk secara maksimal, saat matahari berada di puncaknya.
India memiliki program perluasan ruang angkasa, OPRAI memiliki daftar lebih dari 60 peristiwa, yang dimulai sejak tahun 1962, termasuk penggunaan kutub yang sukses dan peluncuran satelit kendaraan geosynchronous. Pada tahun 2008, India meluncurkan misi tak berawak pertama ke bulan. Pada tahun 2009, pemerintah India meningkatkan anggaran federal untuk penelitian ruang angkasa sekitar 1 milyar dollar dari sebelumnya 700 juta.(AYB)
Roket India akan mencatat perubahan yang disebabkan oleh gerhana di atmosfer yang lebih rendah dan menengah, yang dipantau dari Afrika ke Asia, demikian dilansir CNN (15/1). "Terjadinya gerhana akan mengakibatkan berhentinya radiasi matahari dengan
tiba-tiba. Hal ini akan mempengaruhi struktur dan dinamika atmosfer," kata pejabat badan ruang angkasa. Keunikan gerhana ini adalah bahwa gerhana terjadi saat siang hari, ketika radiasi matahari masuk secara maksimal, saat matahari berada di puncaknya.
India memiliki program perluasan ruang angkasa, OPRAI memiliki daftar lebih dari 60 peristiwa, yang dimulai sejak tahun 1962, termasuk penggunaan kutub yang sukses dan peluncuran satelit kendaraan geosynchronous. Pada tahun 2008, India meluncurkan misi tak berawak pertama ke bulan. Pada tahun 2009, pemerintah India meningkatkan anggaran federal untuk penelitian ruang angkasa sekitar 1 milyar dollar dari sebelumnya 700 juta.(AYB)