Waktu Tempuh KRL Kian Cepat, Komisi V DPR Minta Keselamatan Penumpang yang Utama

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda mengatakan masih banyak pekerjaan rumah bagi KAI Commuter Line untuk meningkatkan kualitas layanan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 31 Jan 2025, 14:43 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 14:43 WIB
Stasiun Karet
Sejumlah pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek mengaku bakal kerepotan jika Stasiun Karet nantinya akan ditutup. Pasalnya, tempat itu jadi titik pemberhentian terdekat dari dan ke kantornya.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Waktu tempuh commuter line bakal terpangkas 5-9 menit seiring diterapkannya Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) baru per 1 Februari besok. Kian cepatnya perjalanan commuter line ini harus diiringi dengan kepastian keselamatan dan kenyamanan penumpang sebagai prioritas utama.

“Kami tentu mengapresiasi upaya peningkatan layanan penumpang commuter line dari PT KAI Commuter dan Dirjen Perkeretapian Kemenhub dengan penambahan jumlah perjalanan kereta sehingga memangkas waktu tempuh. Kendati demikian kami berharap peningkatan lalu lintas commuter line ini tetap mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang,” ujar Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda, Jumat (31/1/2025).

Untuk diketahui berdasarkan GAPEKA 2025 akan ada penambahan jumlah perjalanan commuter line di sejumlah wilayah. Di Jabodetabek akan ada penambahan 15 perjalanan commuter line dari 1.048 menjadi 1.063 perjalanan. Di Wilayah 2 Bandung terdapat penambahan 4 perjalanan Commuter Line Jatiluhur.

Untuk Wilayah 6 Yogyakarta perjalanan Commuter Line Yogya-Palur juga bertambah menjadi 27 perjalanan yang sebelumnya 24, sedangkan Commuter Line Prameks menjadi 10 dari 8 perjalanan. Sementara di wilayah 8 Surabaya menambah 2 stasiun baru.

Huda mengatakan saat ini kereta commuter line menjadi salah satu andalan transportasi umum. Di wilayah Jabodetabek misalnya, KRL Commuter line sepanjang tahun 2023 melayani 331 juta penumpang. Sedangkan rata-rata penumpang harian mencapai 1.054.600 orang.

“KRL commuter line di Jabodetabek menjadi pilihan utama para commuter dari Bogor, Bekasi, Serpong, Tangerang, untuk ulang alik ke Jakarta. Jadi sangat layak jika ada upaya untuk terus meningkatkan layanan moda transportasi ini,” katanya.

 

Kelemahan Layanan KRL

Stasiun BNI City Uji Coba Pelayanan Naik Turun Penumpang KRL
Penumpang menaiki kereta rel listrik (KRL) di Stasiun BNI City, Jakarta, Minggu (31/7/2022). Stasiun BNI City diharapkan menjadi alternatif pengguna KRL sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Sudirman dan Stasiun Karet saat jam sibuk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Layanan KRL Commuter line, lanjut Huda, masih memiliki beberapa kelemahan. Di antaranya masih terjadinya keterlambatan dan gangguan perjalanan, tingginya kepadatan penumpang pada jam sibuk, masih adanya fasilitas pendukung yang kurang memadai, hingga munculnya berbagai kasus gangguan penumpang seperti pelecehan seksual.

“Artinya masih banyak pekerjaan rumah bagi KAI Commuter Line untuk meningkatkan kualitas layanan,” katanya.

Politisi PKB ini menegaskan penambahan jumlah perjalanan commuter line, bisa memecahkan masalah kepadatan penumpang terutama di jam-jam sibuk. Kendati demikian dibutuhkan persiapan matang sarana pendukung sehingga keamanan dan kenyamanan penumpang serta masyarakat tetap terjaga.

“Penambahan jumlah perjalanan artinya akan meningkatkan jumlah KRL commuter line yang beroperasi. Di sini perlu diantisipasi sektor keamanan terutama di perlintasan-perlintasan sebidang yang kerap memicu kemacetan kendaraan lain saat ada kereta melintas,” pungkasnya.

Infografis

Infografis Journal
Infografis Journal: Jumlah Penumpang KRL di Jabodetabek Tahun 2010-2021 (Liputan6.com/Trie Yasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya