Liputan6.com, Jakarta - Perampok bank di masa kini berbeda kontras dengan perampok bank di masa lalu. Mereka kini bertindak lebih kalem dengan bersembunyi di dunia siber. Cukup bermodalkan komputer dan koneksi internet, mereka dapat dengan mudah membobol bank tanpa harus keluar dari rumah sekalipun.
"Pada tahu JP Morgan? Tahun 2014, salah satu bank terbesar di Amerika Serikat ini berhasil diretas dan dicuri 465,000 informasi akun penggunanya," ujar Kirby Chong, Security Chief Information Officer, PT Visionet Data International saat Tekno Liputan6.com temui di kantor Microsoft, Rabu (3/11/2016).
Menariknya, peretasan macam ini sering terjadi di beberapa bank di dunia. Sayang, banyak bank memang tak mengakui kejadian tersebut. Salah satu alasannya adalah tak ingin hilang kepercayaan nasabah.
Baca Juga
Bagaimana hal ini dapat terjadi? Meski industri perbankan sudah 'bakar uang' untuk merancang sistem keamanan terbaik demi memberikan rasa aman terhadap para nasabah setianya, faktor manusia ternyata masih menjadi salah satu alasan utama mengapa malware bisa menyusup ke jaringan bank.
"Contohnya Platinum. Dengan cara ini pengguna akan dipancing untuk mengklik dokumen dengan judul-judul kontroversial atau provokatif," tutur Tony Seno Hartono, National Technology Officer, Microsoft Indonesia.
Lebih lanjut, Tony memperlihatkan serangan siber secara langsung. Lalu bagaimana di Indonesia?
"Walau terlihat tidak aktif, bukan berarti Indonesia tidak diserang. Sayang poin-poin pengumpulan datanya kurang lengkap untuk Indonesia," kata Tony melanjutkan.
Tak hanya itu, Tony juga memaparkan bagaimana Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan penyebaran malware paling tinggi. Kenapa hal tersebut dapat terjadi?
"Jumlah pengguna PC yang besar adalah salah satu alasannya. Ditambah, tingginya pengguna media sosial seperti Facebook, Twitter, dan lainnya juga menyumbang tingginya angka serangan malware," papar Tony.
Oleh karena itu, untuk mengatasi makin tingginya serangan siber di dunia, Microsoft memperkenalkan solusi Enterprise Mobility+Security (EMS) di Indonesia. Menawarkan fitur keamanan yang beragam, EMS mampu mengidentifikasi sekaligus memberikan perlindungan lebih lanjut dengan solusi keamanan berbasis identitas.
(Ysl/Why)