Liputan6.com, New Delhi - Masih ingat dengan kasus perseteruan antara FBI dengan Apple? Ketika itu, Apple menolak membantu FBI untuk mengakses iPhone milik seorang pelaku teror di San Bernardino, Amerika Serikat.
Tak habis akal, FBI kabarnya meminta bantuan perusahaan forensik perangkat lunak asal Israel, Cellebrite. Meskipun keterlibatan Cellebrite tak diungkap, FBI menuturkan telah berhasil membobol iPhone itu tanpa bantuan Apple.
Kesuksesan Cellebrite membongkar sistem iPhone menarik perhatian India. Pemerintah setempat dikabarkan tertarik membeli teknologi dari perusahaan yang berhasil membongkar sistem keamanan iPhone itu.
Baca Juga
Laporan dari Economic Times menyebut laboratorium ilmu forensik India tengah membicarakan kemungkinan pembelian alat-alat dari Cellebrite. Rencananya, pembelian itu akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan.
Dikutip dari laman Engadget, Senin (7/11/2016), lewat rencana pembelian ini, pemerintah India ingin menjadi penghubung global untuk kasus-kasus tertentu ketika penegakan hukum tak dapat menyentuh perangkat ponsel.
Dengan kata lain, negara yang berada di Asia Selatan itu ingin menjadi konsultan bagi negara lain yang membutuhkan teknologi untuk memecahkan enkripsi sebuah smartphone atau ponsel tertentu.
India sebenarnya telah beberapa kali meminta pertolongan Cellebrite, tapi kali ini pemerintah negara tersebut menginginkan teknologi itu dengan kendali penuh. Kendati kesepakatan belum terjadi, badan forensik India optimistis pemerintah akan menyelesaikan pembelian ini segera.
Namun, belum ada informasi pasti mengenai nilai total transaksi tersebut. Hanya, menilik biaya yang dikeluarkan FBI mencapai lebih dari US$ 1 juta (Rp 13 miliar) ketika kasus San Bernardino, kemungkinan India perlu merogoh kocek lebih dalam untuk pembelian ini.
(Dam/Why)