Story Telling Harus Jadi Modal Utama Pengembang Gim Lokal

Para pengembang gim lokal dinilai masih harus berupaya keras untuk bersaing dengan pengembang luar negeri

oleh Jeko I. R. diperbarui 29 Nov 2016, 13:58 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2016, 13:58 WIB
Suasana Bekraf Game Prime 2016 di Balai Kartini, Selasa (29/11/2016). Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza
Suasana Bekraf Game Prime 2016 di Balai Kartini, Selasa (29/11/2016). Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Industri gim Tanah Air tengah berevolusi. Meski pelan, laju bisnis para pengembang (developer) gim lokal akan didukung penuh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Salah satu cara yang dilakukan adalah menghelat Bekraf Game Prime 2016, ajang yang mempertemukan para pelaku industri gim, mulai dari kalangan penerbit, pengembang, komunitas hingga lembaga terkait lainnya.

Bagaimanapun, para pengembang gim lokal dinilai masih harus berupaya keras. Seperti disampaikan Triawan Munaf selaku Kepala Bekraf, saat ini industri gim di Indonesia masih didominasi gim-gim yang digarap pengembang kenamaan dari luar seperti Square Enix, Capcom, Ubisoft, Bethesda, dan masih banyak lagi.

Ia mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan para pengembang lokal untuk bisa bersaing secara kompetitif, salah satunya adalah metode pengemasan cerita gim yang disebut "Story Telling” atau dalam dunia gim dinamai dengan istilah "Storyline" (alur cerita).

“Story Telling ini harus jadi modal utama pengembang gim kita (lokal), kita harus dorong mereka membuat gim, tak sekadar sebagai permainan digital, namun juga berperan sebagai permainan yang sarat dengan nilai cerita dan budaya,” kata Triawan saat membuka Bekraf Game Prime 2016 di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Ia juga memberikan perbandingan, pengembang kenamaan asal luar negeri sukses memasarkan produknya di Indonesia karena masing-masing gim punya Story Telling berbalut kultur yang kuat.

“Kita juga harus belajar dengan mereka (pengembang luar negeri), yang memboyong elemen yang membawa cerita dari berbagai kultur. Pengembang dari Amerika Serikat (AS) punya kulturnya sendiri, sedangkan (pengembang) dari Jepang juga membawa kulturnya masing-masing. Itu yang jadi unique selling point produk mereka,” ia melanjutkan.

Dalam hal ini, menurut Triawan, para pengembang gim lokal punya peluang emas untuk membawa produknya dengan cerita khas Indonesia. “Banyak sekali unsur budaya yang bisa kita gali. Dengan begitu, eksistensi gim-gim buatan anak bangsa ini bisa dilihat di mata internasional karena membawa nilai unik, yaitu unsur budaya Indonesia,” tambah Triawan.

Bekraf Game Prime 2016, yang dulunya bernama “Game Developer Gathering”, diadakan di Balai Kartini, Jakarta, pada 29-30 November 2016. Acara ini menampilkan deretan sesi talk show interaktif serta pameran dari pengembang dan penerbit gim kenamaan Tanah Air, mulai dari Agate, Touchten, Gameloft Indonesia, Unity, dan masih banyak lagi.

(Jek/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya