Liputan6.com, California - Diwartakan sebelumnya, aplikasi music streaming Spotify berencana akan membeli SoundCloud. Pada September 2016, kedua perusahaan tersebut tengah memasuki proses negosiasi.
Namun sayang, rencana Spotify ingin mengakuisisi SoundCloud kandas di tengah jalan. Pasalnya, sebagaimana dilansir laman Tech Crunch, Sabtu (10/12/2016), alasan Spotify membatalkan akuisisi itu bisa menciptakan dampak negatif saat mereka terjun ke pasar saham.
Sebuah sumber internal Spotify membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, jika akuisisi tetap dilakukan, bisa memberikan efek yang cukup besar, terlebih untuk saham Spotify.
Advertisement
"Kami tidak membutuhkan hal-hal yang bisa membuat runyam, apalagi kami ingin masuk ke pasar saham," umbar sumber yang tidak disebutkan namanya ini.
Baca Juga
Meski tidak dijelaskan secara eksplisit, pernyataan sang sumber sepertinya merujuk ke SoundCloud yang memang masih didominasi mayoritas pengguna.
Diketahui, para musisi indie kembali mengaransemen ulang lagu-lagu musisi kenamaan. Jika dilanjutkan, lagu-lagu itu akan membuat Spotify membayar dana tambahan hak cipta dua kali lipat ke perusahaan rekaman berkaitan.
Biaya tambahan ini dinilai kurang baik untuk Spotify, terlebih mereka ingin masuk ke pasar saham. Diketahui, perusahaan asal Swedia itu sudah mendapatkan pinjaman sebesar US$ 1 miliar (Rp 13,3 triliun) pada Maret 2016. Dana itu akan digunakan Spotify saat mereka terjun ke bursa saham pada 2017.
Sebelumnya, kemungkinan akuisisi diungkap bisa saja menguntungkan SoundCloud, sebab mereka disebut menjadi layanan music streaming yang paling tertinggal dibandingkan layanan lainnya saat ini.
Langkah SoundCloud untuk menghadirkan layanan berbayar dinilai tak berhasil menarik perhatian pengguna. Layanan bernama SoundCloud Go itu diperkirakan tak berhasil mencapai satu juta pelanggan sejak diluncurkan pada Maret 2016.
(Jek/Isk)