Liputan6.com, Fujian - Meitu adalah salah satu aplikasi photo editing yang tengah viral di awal 2017. Tak hanya di negeri asalnya, Tiongkok, kepopuleran Meitu bahkan merambah negara lain. Sejumlah tokoh dan aktris kenamaan seperti Michelle Obama, Donald Trump hingga Kylie Jenner pun dibuat penasaran untuk menjajalnya.
Meski begitu, pakar keamanan mengungkapkan bahwa aplikasi yang dikembangkan Meitu Inc. tersebut tidak sepenuhnya aman.
Sebagaimana dilaporkan laman Mirror, Selasa (24/1/2017), pengguna Meitu--khususnya Android--akan dimintai permission khusus yang mengharuskan mereka untuk memberikan sejumlah data pribadi, bahkan termasuk nomor IMEI smartphone yang digunakan. Faktor ini dinilai berisiko karena dapat berpotensi diretas hacker.
Advertisement
Matthew Garrett, pakar keamanan yang juga merangkap programmer, mengatakan bahwa aplikasi ini akan mengirimkan data pribadi penggunanya ke server Meitu di Tiongkok.
Baca Juga
"Jika pengguna mengizinkan aplikasi ini untuk menerima data pribadi, aplikasi dapat mendapatkan data karena ia meminta permission yang disebut 'READ_PHONE_STATE'," jelas Garrett.
Pernyataan Garett langsung ditampik Meitu. Perusahaan mengatakan, alasan permission untuk mengumpulkan data pengguna tak lain dikarenakan terbatasnya akses internet di Tiongkok.
"Karena kami bermarkas di Tiongkok, beberapa operator memblokir akses mengunduh yang disediakan di toko aplikasi. Untuk itu, kami memutuskan untuk membuat kombinasi third-party dan sistem tracking in-house data agar memastikan data pengguna yang direkam konsisten," tulis Meitu.
Bagaimanapun, Meitu menegaskan bahwa mereka tidak akan menjual data pengguna dalam bentuk apapun.
Meitu sendiri sudah dirilis sejak 2008 lalu. Hanya, pengembang memutuskan untuk memoles versi mobile-nya untuk iOS dan Android. Meitu Inc. juga sudah melakukan proses penawaran umum perdana (Initial Public Offering, IPO) di Hong Kong pada Desember 2016 lalu.
Tercatat, nilai IPO Meitu berkisar di nilai US$ 4,6 miliar (sekitar Rp 61 triliun). Dengan nilai valuasi IPO yang tinggi, aplikasi tersebut diyakini menuai bidikan investor asing dalam waktu dekat.
(Jek/Cas)