CEO Dianggap Dukung Trump, Netizen AS Serukan #DeleteUber

CEO Uber Travis Kalanick dituduh mendukung kebijakan Trump mengenai imigrasi. Akibatnya, netizen pun menyerukan #DeleteUber di internet.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Jan 2017, 10:31 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2017, 10:31 WIB
Travis Kalanick
Travis Kalanick

Liputan6.com, Jakarta - Gara-gara CEO Uber Travis Kalanick disangka memberi dukungan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, tagar #DeleteUber menyebar di linimasa media sosial Amerika Serikat.

Tagar #DeleteUber ini mencuat di tengah protes keras masyarakat AS terhadap kebijakan imigrasi yang dikeluarkan Presiden Donald Trump. Sebelumnya, Trump diketahui menandatangani perintah eksekutif yang melarang warga dari tujuh negara muslim masuk ke Amerika Serikat selama 90 hari.

Mengutip laporan Mashable, Senin (30/1/2017), layanan pemesanan transportasi online itu masih beroperasi saat sebagian besar masyarakat melakukan demo. Hal ini membuat netizen menilai Kalanick benar-benar mendukung kebijakan Trump. 

Dalam pernyataannya, Kalanick membantah tuduhan itu. "Kebijakan imigrasi itu akan memberi dampak pada banyak orang tak bersalah," kata Kalanick.

Ia menambahkan, perusahaan akan memberikan kompensasi pada pengemudi yang terlantar di luar negeri selama tiga bulan ke depan.

Menanggapi kebijakan larangan masuk imigran dari tujuh negara muslim, Aliansi Pekerja Taksi Kota New York juga menyerukan penghentian layanan ke airport selama satu jam. Namun sebelumnya, pihak Uber justru mengumumkan bahwa lonjakan tarif ke bandara ditiadakan. Gara-gara ini pula, #DeleteUber makin masif dipakai.

Bahkan di internet makin banyak orang yang mengunggah gambar tangkapan layar (screen capture) bahwa mereka menghapus aplikasi Uber. Termasuk juga pesan yang dikirimkan pengguna ke perusahaan.

Sementara itu, melalui akun Twitter-nya, Uber New York memberikan respons. "Tweet terakhir bukan berarti kami menolak pemogokan. Pernyataan CEO kami menentang kebijakan imigrasi, bahkan memberikan kompensasi bagi pengemudi yang terdampak," demikian bunyi cuitan akun @Uber_NYC.

Juru bicara Uber pun menegaskan, "Kami tidak bermaksud menolak pemogokan. Kami ingin orang-orang tahu, Uber merupakan sebuah pilihan alat transportasi yang dapat digunakan untuk menjangkau bandara JFK saat demonstrasi berlangsung, dan dengan tarif normal."

Diketahui, Kalanick merupakan salah satu anggota President's Strategic and Policy Forum bersama dengan CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk dan CEO PepsiCo Indra Nooyi.

Kalanick pun menyatakan bahwa keputusannya bergabung dengan forum penasihat presiden adalah untuk melayani kota sekaligus warga yang butuh menyalurkan pandangannya.

"Kami bermitra dengan seluruh dunia dan sangat optimistis dengan keterlibatan kami dapat membuat perbedaan," tutur Kalanick menanggapi isu bahwa ia mendukung Trump.

(Tin/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya