Gelar Roadshow, Snapchat Berusaha Tepis Kekhawatiran Jelang IPO

Chief Executive Officer (CEO) Snap, Evan Spiegel, menepis kekhawatiran melambatnya pertumbuhan pengguna Snapchat.

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Feb 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2017, 18:30 WIB
Evan Thomas Spiegel, pendiri dan CEO aplikasi Snapchat.
(Foto: CNBC)

Liputan6.com, California - Menjelang Initial Public Offering (IPO) alias penawaran saham perdana di bursa, Snap Inc--pemilik aplikasi pesan Snapchat--menggelar roadshow. Pada roadshow kedua yang digelar Selasa, 22 Februari 2017, Snap berusaha mematahkan keraguan investor.

Snap menargetkan valuasi antara US$ 19,5 miliar dan US$ 22,3 miliar untuk melantai di New York Stock Exchange, dalam dua pekan ke depan. Perusahaan memangkas target awal sebesar US$ 20 miliar hingga US$ 25 miliar pada pekan lalu, menyusul reaksi negatif investor.

Pada roadshow kedua yang digelar di sebuah ruangan berisi lebih dari 400 investor di Mandarin Oriental Hotel New York, Chief Executive Officer (CEO) Snap, Evan Spiegel, menepis kekhawatiran melambatnya pertumbuhan pengguna Snapchat.

Selain itu, menurut sumber, Spiegel juga menekankan potensi Snap untuk mengubah cara orang-orang untuk hidup dan berkomunikasi. Demikian seperti dilansir Reuters, Kamis (23/2/2017).

Diketahui, sejauh ini banyak investor meragukan klaim Snap bahwa perusahaan lebih bernilai daripada Facebook Inc, jika melihat dari pendapatan saat IPO pada 2012. Facebook saat IPO beberapa tahun silam, meraih harga US$ 38 per lembar saham dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 104 miliar, dan menjadikannya sebagai IPO terbesar ketiga dalam sejarah Amerika Serikat (AS).

Meski investor masih ragu dengan Snap, mereka mengakui bahwa perusahaan membangun momentum sebagai IPO teknologi terbesar pada tahun ini dan menjadi kesayangan generasi milenial.

Faktor lain yang membuat ragu investor adalah para pemimpin Snap tidak menjawab pertanyaan tentang di mana posisi perusahaan lima tahun lagi. Seorang investor pun memberikan "bendera merah" karena hal itu.

"Begitu banyak kesombongan di sana yang mengkhawatirkan. Ini terasa seperti roadshow gelembung teknologi terakhir," kata salah satu investor yang menghadiri roadshow Snap. Pernyataannya merujuk pada ledakan IPO dot-com pada 2000. 

(Din/Isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya