NASA Bakal Ciptakan Area Paling Dingin di Alam Semesta

NASA tengah mempersiapkan eksperimen untuk mengirim sebuah kotak berisikan atom yang didinginkan guna mempelajari gravitasi di luar angkasa.

oleh Jeko I. R. diperbarui 10 Mar 2017, 07:30 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2017, 07:30 WIB
NASA
NASA Ciptakan ‘Area’ Paling Dingin di Alam Semesta

Liputan6.com, Jakarta - NASA tengah mempersiapkan eksperimen baru. Eksperimen tersebut akan mengirimkan sebuah kotak berisikan atom yang didinginkan dalam ruang tertutup.

Badan Antariksa Amerika Serikat ini berencana untuk merampungkan proyek pada Agustus 2017. Seperti dilansir Space, Jumat (10/3/2017), kotak tersebut nanti akan menjadi area untuk mendinginkan atom dalam kurun waktu yang lama.

Area tersebut diklaim menjadi tempat yang paling dingin di alam semesta, bahkan 100 juta kali lebih dingin dari lokasi paling dalam di luar angkasa.

Kotak ini bernama Cold Atom Laboratory (CAL), di mana terdiri dari komponen ruang vakum, laser dan sebuah ‘pisau’ elektromagnetik. Komponen bertugas untuk mengurangi partikel gas hingga tidak memiliki ruang gerak.

CAL adalah kotak yang diciptakan oleh divisi Jet Propulsion Laboratory NASA. Ia akan diterbangkan ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS, International Space Station) via kapsul kargo Dragon milik SpaceX.

Eksperimen ini bertujuan untuk mengungkap misteri di alam semesta. Dengan meneliti atom yang telah didinginkan, ilmuwan NASA berharap dapat menemukan titik baru dalam pembelajaran gravitasi di luar angkasa.

“Dengan meneliti atom dingin, kami berharap dapat mempelajari sifat dasar dari gravitasi,” kata Robert Thompson, salah satu ilmuwan CAL di Jet Propulsion Laboratory.

Thompson mengungkap, jika eksperimen berhasil, mereka kelak dapat mencari tahu lebih banyak soal gravitasi dan materi hitam (dark matter). Kedua unsur itu diklaim dapat memancarkan kekuatan yang meresap di alam semesta.

“Atom yang sudah didinginkan nantinya juga akan berguna untuk adopsi teknologi mutakhir, seperti komputer kuantum, jam atomik, sistem navigasi antariksa dan sejumlah sensor yang kompleks,” pungkasnya.

(Jek/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya