Liputan6.com, California - Kabar mengejutkan datang dari Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA. Mereka akan menjual Stasiun Luar Angkasa Internasionalnya, yakni ISS (International Space Station) pada sebuah perusahaan swasta di tahun 2020 mendatang.
Meski kabar ini masih simpang siur, NASA rupanya telah membenarkan hal tersebut. Lewat pernyataan pengelola NASA di divisi Pengembangan Sistem Eksplorasi, Bill Hill, secara tersirat ia mengungkapkan bahwa ISS kelak akan dijual.
Padahal, pada saat itu Bill seharusnya menyampaikan kesiapan NASA soal kru misi Mars, serta bagaimana ISS dalam menjalankan misi antariksa pada masa mendatang.
Baca Juga
"Banyak yang ingin kami lakukan untuk luar angkasa di masa mendatang, namun semuanya harus dilakukan dengan cara komersil. Salah satunya adalah kami ingin menyerahkan ISS ke sebuah entitas komersial, atau bisa juga pihak lain dengan kemampuan komersial yang kuat agar penelitian bisa terus berlangsung," kata Hill sebagaimana dikutip dari laman The Register, Kamis (25/8/2016).
Namun hingga saat ini Bill tidak menjelaskan soal titik temu bagaimana NASA akan menjual ISS kepada perusahaan komersil--mengingat ISS merupakan bentuk kolaborasi dari lima badan antariksa, yaitu NASA (AS), Roscosmos (Rusia), JAXA (Jepang), ESA (Eropa) serta CSA (Kanada), bahkan ISS juga dikelola 15 negara besar.
Sekadar informasi, ISS diluncurkan pada 20 November 1988. Diketahui, pembangunan stasiun luar angkasa dengan ketinggian 400 kilometer di atas permukaan Bumi ini memakan biaya Rp 1.888 triliun.
Kerja sama NASA dengan beberapa perusahaan swasta sebetulnya sudah terjalin cukup lama. Buktinya, mereka telah bermitra dengan SpaceX dalam perancangan alur pendaratan roket untuk misinya ke Mars.
(Jek/Isk)