Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Department of Labor, DOL) Amerika Serikat menduga ada kesenjangan gaji yang "ekstrem" antara tenaga kerja laki-laki dan perempuan di Google. Hal ini diketahui dari hasil penyelidikan pemerintah terhadap cara Google menggaji para karyawannya.
Tudingan terhadap Google tersebut disampaikan oleh Regional Director DOL, Janette Wipper, saat memberikan keterangan di pengadilan di San Francisco, Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Google menyatakan keberatannya atas tudingan tersebut. Raksasa internet itu menyatakan tidak pernah mendengar ada diskriminasi gender di dalam perusahaan, sampai keterangan Wipper muncul di publik.
Menurut Regional Solicitor DOL, Janet Herold, investigasi kasus ini belum selesai. Namun analisis pemerintah sejauh ini mengindikasikan diskrimnasi terhadap perempuan di Google cukup ekstrem.
"Sampai saat ini, kementerian telah menerima bukti penting diskriminasi sangat signifikan terhadap perempuan di posisi paling umum di kantor pusat Google," jelas Herold, seperti dilansir dari Business Insider, Senin (10/4/2017).
Selain Google, Oracle juga mengalami masalah serupa. DOL menggugat Oracle atas tudingan diskriminasi, dengan klaim perusahaan itu menggaji karyawan laki-laki kulit putih lebih tinggi daripada karyawan lain dengan jabatan sama. Oracle membantah dan menyebut tudingan tersebut sama sekali tidak berdasar.
(Din/Why)