Liputan6.com, Bandung - Berkat marketing atau pemasaran berbasis digital, dua ibu rumah tangga di Bandung ini meraup kesuksesan dari penjualan minuman teh kemasan Addictea. Padahal bisnis teh kemasan tanpa pengawet ini dimulai hanya dengan bermodal Rp 5 juta.
Adalah Saskia Pratiwi dan Mutia Safrina, dua pendiri Addictea yang memulai bisnis Addictea pada Desember 2011 silam. Saat itu, mereka hanya menawarkan dua varian rasa Addictea, yakni orisinal dan green tea.
Tak hanya Bandung, pemasaran Addictea kini telah merambah Bali, Palembang, dan Riau dengan dibantu 35 karyawannya saat ini. Kapasitas produksinya juga telah mencapai 300 liter per hari.
Advertisement
Dengan peran saling melengkapi, yakni Mutia di bagian pemasaran dan Saskia di bagian produksi dan keuangan, butuh waktu dua tahun bagi kedua ibu muda untuk dapat meracik sebuah produk yang cocok bagi masyarakat.
Baca Juga
"Sejak 2016 lalu, kami mulai fokus memasarkan Addictea lewat ranah digital, seperti ikut Google Bisnisku, media sosial, dan mendaftarkan ke layanan pesan antar Go-Food," kata Saskia ditemui Tekno Liputan6.com di Bandung baru-baru ini.
Tak disangka-sangka, ungkapnya, dampak yang ditimbulkan signifikan karena efektif mendatangkan lebih banyak pengunjung di empat gerai Addictea di Bandung, khususnya gerai pusat Addictea House di bilangan Cisangkuy.
Setelah melihat informasi pada laman hasil pencarian Addictea, tak sedikit wisatawan memesan Addictea untuk dijadikan buah tangan langsung ke pemiliknya, dan mengambil pesanannya langsung ke gerai Addictea House.
"Pelanggan dengan mudah menemukan informasi alamat gerai Addictea, nomor telepon, jam operasional, varian menu Addictea, dan bahkan arahan bagi pelanggan untuk dapat menemukan lokasi gerai Addictea dengan jalur tercepat di tengah waktu yang padat," sambungnya.
(Msu/Cas)