Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang awam mungkin melihat Home TV (TV rumahan) yang digunakan di tempat-tempat publik untuk memajang iklan dan sebagainya itu sama dengan Commercial Displays. Padahal keduanya sangat berbeda.
Rob Fowler, Sales Director area Asia Pasifik untuk Philips Commercial Displays, menjelaskan keduanya sangat berbeda jika dilihat dari sisi fungsi dan spesifikasi.
Advertisement
Baca Juga
Dari segi fungsi saja dirancang berbeda. Rob menjelaskan, TV Rumahan tidak dirancang untuk nyala selama 24 jam, sedangkan Commercial Display yang paling rendah spesifikasinya di Philips bisa sampai 16 jam per hari bahkan ada yang dirancang agar nyala 24 jam sehari.
"Jadi tidak usah dimatikan selama 1 tahun pun tidak akan masalah karena memang dirancang untuk hidup 24 jam nonstop", kata Rob di acara penandatanganan kerjasama antara Philips dengan PT Invia Solusindo Pratama di Jakarta.
Dari sisi tingkat cahaya (brightness) juga berbeda. Ketika kita menonton TV, jika terlalu terang mata akan capek sehingga brightness-nya tidak mungkin dibuat terlalu terang. Tingkat cahaya TV rumahan paling hanya 250-300 nits. Sedangkan untuk Commercial Displays, brightness-nya di atas TV rumahan, minimal 350 nits bahkan ada yang 3.000 nits.
Tujuannya adalah agar layar terlihat terang ketika menampilkan advertising atau menampilkan informasi lainnya, sehingga orang awam akan tertarik melihatnya.
Philips sendiri saat ini mulai fokus menggarap penetrasi pasar di Indonesia dalam menyediakan produk Commercial Displays. Philips menggandeng PT Invia Solusindo Pratama untuk memasarkan produk-produknya.
Adapun rentang harga Commercial Displays yang ditawarkan Philips adalah mulai dari Rp 6 jutaan hingga Rp 200 jutaan, tergantung dari tipe Commercial Displays yang digunakan.
Keunggulan yang ditawarkan Commercial Display Philips antara lain: fitur FailOver yang memungkinkan Commercial Displays menampilkan konten cadangan jika input utama tidak berfungsi; Android on Board yang dapat diintegrasikan dengan software canggih untuk aplikasi digital signage; Built in touch screen tanpa kalibrasi; hemat listrik; dilengkapi dengan sistem CMND (software default untuk digital signage); hingga adanya internal memory dan smart browser tanpa menggunakan PC/laptop. Tersedia pula slot OPS dan HDBaseT receiver (optional).
(Dew/Ysl)
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Â