Sistem Keamanan Smartphone Jadi Wajah Baru BlackBerry

Kembali ke Tanah Air, BlackBerry membawa wajah baru dengan produk sistem keamanannya untuk smartphone.

oleh Jeko I. R. diperbarui 10 Agu 2017, 20:09 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 20:09 WIB
John Chen
John Chen, Executive Chairman and CEO BlackBerry. Liputan6.com/Iskandar

Liputan6.com, Jakarta - BlackBerry memang sempat dikenal sebagai merek smartphone paling populer di dunia. Namun kini, perusahaan teknologi asal Kanada tersebut telah mengalihkan fokus bisnisnya dari lini perangkat smartphone ke lini software.

Bisa dibilang, BlackBerry sekarang mengukuhkan diri sebagai perusahaan yang berfokus pada software keamanan.

Seperti diungkap Executive Chairman dan CEO BlackBerry John Chen, fokus utama BlackBerry sekarang adalah memboyong software keamanan smartphone untuk korporat dan pemerintah. Ia mengatakan, keamanan memang telah menjadi salah satu prinsip utama perusahaan.

"Kami sempat memiliki dua jenis kategori bisnis, satunya perangkat dan satunya lagi pesan instan BBM (BlackBerry Messenger). Namun jika melongok beberapa tahun lalu, saya percaya masa depan BlackBerry justru akan mengandalkan bisnis keamanan siber (cybersecurity)," kata Chen kepada Tekno Liputan6.com di SCTV Tower, Kamis (10/8/2017).

"Kami ingin membangun bisnis enterprise yang kuat, sehingga bisa menguntungkan sistem keamanan dan infrastrukturnya."

Chen juga mengaku, BlackBerry memiliki aset yang banyak dalam sisi keamanan untuk perusahaan korporat. Karena itu, mereka kini juga menciptakan sistem keamanan khusus untuk bisnis dan menjalankannya di Kanada dan Amerika Serikat.

"Namun kami juga ingin meneruskan bisnis konsumen kami karena konsumen juga penting," timpalnya.

Dengan demikian, keamanan siber bisa dibilang menjadi misi utama BlackBerry untuk merangkai kembali bisnisnya lebih mantap, khususnya di Indonesia.

Apalagi, Chen juga menuturkan bahwa jejak rekam perusahaan--khususnya di Amerika Serikat dan Kanada--lebih dominan pada marketshare di sejumlah perusahaan korporat.

"Marketshare kami lebih dominan pada industri perbankan, perusahaan asuransi, kesehatan, hukum, dan tentunya pemerintah. Inilah yang kami anggap sebagai industri yang diregulasikan karena di mata pemerintah peraturannya jelas," tutur Chen.

"Terlebih, keamanan siber dan manajemen risiko adalah dua faktor paling penting dalam industri yang diregulasikan, itulah yang kami sediakan. Jadi, bisa dibilang bisnis kami lebih dari sekadar keperluan pemerintah, meski pemerintah pun juga kami anggap penting," pungkasnya.

(Jek/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya