Bos Telkom: Penyebab Anomali Satelit Telkom 1 Masih Diselidiki

Telkom masih melakukan investigasi terkait penyebab anomali satelit Telkom 1, bersama Lockheed Martin, pabrikan yang memproduksinya.

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Agu 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 15:30 WIB
Telkom
Jajaran direksi Telkom bersama Menkominfo Rudiantara saat konferensi pers terkait gangguan satelit Telkom 1 di Kantor Kemkominfo, Jakarta, Rabu (30/8/2017). (Liputan6.com/Andina Librianty)

Liputan6.com, Jakarta - Penyebab anomali pada satelit Telkom 1 sampai saat ini belum juga diketahui. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengaku masih melakukan investigasi terkait anomali ini bersama Lockheed Martin, pabrikan yang memproduksi Telkom 1.

Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga, mengungkapkan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Lockheed Martin untuk mencari tahu penyebab anomali yang membuat layanan satelit Telkom 1 terganggu itu.

"Koordinasi yang kita lakukan sama seperti yang seharusnya dilalukan semua operator satelit. Sampai saat ini penyebabnya masih didalami, baik Telkom atau pabrikan pembuatnya," ujar Alex saat ditemui di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Menurut Alex, sambil menunggu hasil penyelidikan, Telkom fokus untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap pelanggan. Pihaknya memastikan tindakan pemulihan (recovery) layanan satelit Telkom 1 berjalan lancar.

Ia menekankan, seluruh SDM Telkom fokus untuk mempercepat migrasi pelanggan, baik dalam menyiapkan kapasitas transponder pengganti maupun re-pointing antena satelit. Adapun transponder satelit Telkom 1 dimigrasikan ke satelit Telkom 2, Telkom 3S, hingga satelit asing yang disewa Telkom.

Hingga pagi tadi, Rabu (30/8/2017), proses pemulihan untuk penyediaan transponder satelit pengganti sudah mencapai 100 persen. Secara keseluruhan, baik penyediaan transponder maupun re-pointing antena ground segment telah mencapai 55 persen dan akan terus dilakukan bertahap hingga 10 September 2017.

Tercatat, satelit Telkom 1 memiliki 63 pelanggan dengan alokasi 29,26 Transponder Equivalent (TPE) dan jumlah site mencapai lebih dari 15.000. Saat ini kecepatan pemulihan site mencapai 1.500 site per hari.

"Kalau pemulihan mencapai 1.500 site setiap hari, pada 10 September sudah selesai semuanya. Masih ada sisa 11 hari lagi, jadi mudah-mudahan bisa lebih cepat. Kami mengerahkan 1.000 orang untuk re-pointing dari Sabang sampai Merauke," tutur Alex.

Tak Dapat Beroperasi

Usai terjadinya anomali, kini satelit Telkom 1 tidak dapat dioperasikan kembali. Berdasarkan hasil analisisnya, Lockheed Martin merekomendasikan agar satelit Telkom 1 dimatikan (shut down) untuk menghindari interefensi dengan satelit lain.

Pemerintah melalui Kemenkominfo juga akan membantu proses administrasi agar slot orbit 108 BT yang ditempati Telkom 1 tidak jatuh ke pihak lain. Slot tersebut nantinya akan ditempati oleh satelit Telkom 4 yang direncanakan meluncur pada pertengahan 2018.

"Karena akan ada kekosongan, nanti Kemenkominfo akan membantu untuk mengurus administrasinya dengan International Telecommunication Union (untuk mengamankan slot itu untuk Indonesia)," kata Alex.

Sebagaimana diketahui, pada Jumat (25/8/2017), terjadi anomali pada satelit Telkom 1. Hal ini memicu pergeseran arah antena (pointing) satelit Telkom 1 yang membuat layanan transponder satelit terganggu.

Akibatnya, sejumlah layanan yang membutuhkan koneksi satelit tak dapat berjalan maksimal. Menurut laporan, hal ini menyebabkan ribuan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) offline dan siaran televisi terganggu. 

 

(Din/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya