Liputan6.com, Jakarta - Membuat sebuah sistem komputasi kuantum bukan hal yang mudah. Hal ini diakui oleh salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates. Menurutnya, ilmu di belakang komputasi kuantum sangat rumit, termasuk bagi dirinya sendiri.
Baca Juga
Advertisement
"Ada satu bagian di Microsoft dimana mereka memasang bagian-bagian yang sebenarnya tidak saya mengerti. Saya tahu banyak soal fisika dan matematika, tapi ada satu hal yang mereka pasang yaitu hieroglyphic. Itu adalah kuantum," ungkap Gates, seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (27/9/2017).
Ilmu di balik komputasi kuantum sendiri memang disebut sangat rumit. Google, Microsoft, IBM dan banyak perusahaan teknologi lain menginvestasikan sumber daya yang signifikan dalam bidang tersebut. Semuanya berlomba untuk menjadi yang pertama membawa kekuatan komputasi kuantum ke pasar massal.
Microsoft sendiri membuat taruhan besar pada komputasi kuantum untuk membangun sistem komputer yang jauh lebih besar daripada saat ini. CEO Microsoft, Satya Nadella, menilai komputer berkekuatan besar tersebut potensial untuk menemukan penyembuhan kanker, mengatasi perubahan iklim dan secara umum dapat menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan yang tidak mungkin.
Menurutnya, komputasi kuantum merupakan kunci strategi komputasi cloud. Hal ini diperkirakan karena pengembang dan pelaku bisnis harus mengeluarkan uang untuk mendapatkan akses ke kekuatan super komputer yang tak terbatas tersebut.
"Merupakan hal yang wajar untuk berinvestasi karena kami adalah salah satu pemain cloud terbesar dan kami menilai ini sebagai cloud generasi selanjutnya dari Microsoft," ungkap Nadella.
Quantum computing atau komputasi kuantum merupakan alat hitung yang menggunakan mekanika kuantum untuk pengoperasian data. Perhitungan jumlah data pada komputasi klasik dihitung dengan bit, sedangkan pada komputer kuantum dengan qubit.
(Din/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: