Menkominfo Bujuk Investor Suntik Dana ke Startup Indonesia

Melalui pertemuan video conference, Menkominfo Rudiantara menyebut ekonomi digital Indonesia akan sangat berpotensi.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 06 Okt 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2017, 12:30 WIB
Pertemuan para startup dengan para venture capitalist
Pertemuan para startup dengan para venture capitalist

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) tengah gencar mendorong upaya untuk menciptakan startup unicorn selanjutnya dari Indonesia. Untuk itu, Menkominfo Rudiantara pun melakukan pertemuan dengan sejumlah venture capital (VC) di Amerika Serikat melalui video conference.

Pertemuan ini merupakan lanjutan dari kegiatan yang sebelumnya dilakukan bersama diaspora dan Permias di San Fransisco. Adapun pembahasan dalam pertemuan dengan para VC ini adalah memberikan perkembangan ekonomi digital di Indonesia selama dua tahun terakhir yang begitu pesat.

Selain itu, bertukar masukan dari para pemimpin VC agar startup Indonesia dapat menjadi fokus investasi bagi para investor tersebut sehingga potensi ekonomi digital Indonesia dapat terwujud dalam waktu singkat dan optimal. Kegiatan ini juga mempertemukan para startup nasional dengan VC.

Hadir dalam pertemuan ini dari pihak VC kenamaan adalah Bill Reichert (Fenox+Garage Technology Ventures), John Drexler (Sovereigns Capital), Lydia Jett (Softbank), Ramanan Raghaverdan (Amasia), Tom Terbell (Rise Capital), serta Henry Kaetsner dan Luke M Roush (Sovereigns Capital).

Sementara, tim Indonesia yang melakukan pertemuan di Palo Alto, California, adalah Lis Sutjiati (Staf Khusus Menkominfo Bidang PMO & Digital Economy), David Rimbo dan Rudy Ramawy (Tim Asistensi Menkominfo untuk Inisiatif Strategis Ekonomi Digital), Sonita Lontoh (Indonesia Diaspora/SVATA+Siemens), Edward Wanandi (Palapa Ventures), Perwakilan dari KJRI San Francisco, William Tanuwijaya (Tokopedia), dan Kevin Aluwi (Go-Jek).

"Bisa Anda lihat ini adalah Indonesia yang sekarang. Ini juga merupakan Indonesia di masa depan. Bisa dibayangkan di 2030 merupakan waktu yang cukup lama, tapi bagi kami yang berpengalaman di dunia startup dalam Indonesia yang terlahir kembali pada 19 tahun yang lalu, itu terasa seperti baru kemarin," ujar Rudiantara lewat video conference, dalam siaran pers yang diterima Tekno Liputan6.com, Jumat (6/10/2017).

Potensi Indonesia itu juga didorong dengan kondisi Indonesia yang akan mendapat puncak bonus demografi pada 2030. Tak hanya itu, berdasarkan penelitian PWC, ekonomi Indonesia akan menjadi urutan kelima pada 2030 dilihat dari sudut pandang Gross Domestic Product (GDP).

"Jadi saya selalu berkata pada teman-teman kalian harus berinvestasi di Indonesia sekarang juga. Jika kalian tidak berinvestasi di Indonesia mulai dari sekarang, perusahaan lain akan terlebih dahulu berinvestasi dan kalian akan kehilangan kesempatan,” tutur pria yang akrab dipanggil Chief RA ini.

Setelah itu, pertemuan lanjutan dilakukan antara startup Indonesia dan para VC. Pertemuan ini dibuka dengan presentasi dari perwakilan unicorn Indonesia, yakni Kevin Aluni (Go-Jek) dan William Tanuwijaya (Tokopedia). Aluni menuturkan, masalah sosio-ekonomi di Indonesia memberikan kesempatan para startup untuk menawarkan solusi.

Perwakilan VC yang turut dalam pertemuan berasal dari Sovereigns Capital, Softbank, Google, F50, 500 Startups, Amasia, Immersive, Pacific Technology Partners, PV Global, Diamond Head Ventures, Axonne, Elixir Capital, 1955 Capital, Angel Labs, Hanover Partners, Professor at Hult, termasuk Crop Enhancement.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya