Password Komputer Bakal Gunakan Detak Jantung Manusia

Meski belum rampung, metode pemindaian detak jantung ini diklaim lebih aman dan cepat dari semua jenis password yang sudah diciptakan.

oleh Jeko I. R. diperbarui 11 Okt 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 09:00 WIB
Orang Agresif, Detak Jantung Rendah
Detak jantung (Foto: Web MD)

Liputan6.com, California - Kata sandi alias password kini hadir dengan banyak cara. Mulai dari yang paling konvensional seperti kombinasi huruf dan angka, hingga yang paling canggih dan praktis seperti sidik jari atau wajah. Konon ke depannya, metode password bakal bisa menggunakan detak jantung manusia.

Adalah sekelompok ilmuwan di Universitas Buffalo, Amerika Serikat (AS) yang diketahui tengah mengembangkan metode password komputer dari detak jantung manusia. Sederhananya, saat membuka komputer, pengguna hanya perlu memakai detak jantungnya sebagai password.

Caranya mirip dengan sistem pemindai sidik jari dan wajah, sistem yang dikembangkan ini akan menggunakan radar Doppler untuk mendeteksi detak jantung pengguna.

Jadi, saat pertama kali memindai detak jantung, sistem akan langsung menyimpan rekam data detak jantung tersebut dan memastikan tidak ada pengguna lain yang detak jantungnya sama.

Wenyao Xu, asisten peneliti di Universitas Buffalo mengklaim, metode pemindaian detak jantung ini lebih aman dan efektif ketimbang sistem pemindaian biometrik lainnya.

"Kami memilihnya untuk komputer lebih dulu karena tingkat keamanan di perangkat tersebut lebih tinggi. Lagipula, tidak ada orang yang memiliki detak jantung yang sama, semua ritmenya pasti berbeda," ujar Xu sebagaimana dilansir NDTV, Rabu (11/10/2017).

Xu juga menjamin, metode tersebut tidak mengancam kesehatan pengguna karena sinyal radar yang digunakan lebih kecil daripada Wi-Fi.

"Sistem ini keamanannya sama dengan Wi-Fi. Tenaga pemindaiannya sekitar lima miliwatt, kurang satu persen dari radiasi smartphone," paparnya.

Untuk sekarang, sistem pemindaian detak jantung masih membutuhkan waktu sekitar delapan detik untuk membaca detak jantung penggunanya. Adapun sistem biometrik berbasis detak jantung sebetulnya telah digunakan untuk mengukur sinyal elektrokardiogram.

Berbeda dengan sistem pemindai sidik jari, wajah, atau mata, pemindai detak jantung tak memperkenankan penggunanya untuk melakukan kontak dengan perangkat.

Nanti, komputer yang disematkan perangkat pemindai detak jantung bisa mendeteksi pengguna dari jarak 30 meter sekali pun untuk segera membuka perangkatnya.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya