Liputan6.com, Jakarta - Berfoto selfie boleh-boleh saja. Akan tetapi, jangan sampai ketagihan seperti pria yang satu ini.
Ya, pria bernama Junaid Ahmed tersebut mengaku kecanduan foto selfie . Setiap harinya, ia wajib mengambil foto wajahnya, di mana pun, kapan pun, dan selalu mengunggahnya ke Instagram.
Untuk diketahui, pria yang berdomisili di Essex, Inggris ini, memiliki 50.000 pengikut di Instagram.
Advertisement
Baca Juga
Yang mengejutkan, Ahmed bisa mengambil foto selfie paling sedikit 200 kali per hari. Ia akan menghapus foto selfie-nya jika mengantongi sedikitnya 600 likes.
Dilansir Mirror, Jumat (2/3/2018), Junaid bahkan rela menghabiskan tiga jam memilih foto-foto terbaik sebelum ia mengunggahnya ke Instagram.
"Ketika saya mengunggah foto selfie saya di Instagram, belum satu menit saja sudah mendapatkan 100 likes. Saya sangat menyukai sensasi ini, dan membuat saya ingin mengunggah lebih banyak foto selfie lagi," kata Ahmed
Ahmed ternyata juga sempat melakukan operasi plastik beberapa tahun lalu. Adapun ia telah mengubah beberapa bagian wajahnya agar lebih 'enak' dipandang dengan melakukan veneer gigi, filler pipi, bibir, dagu, hingga melakukan botox.
"Bebera tahun lalu, saya tidak pernah tampak seperti ini. Namun, sekarang saya begitu terobsesi dengan media sosial, karena itu saya memutuskan ingin meng-upgrade penampilan saya," lanjutnya.
Penyakit Selfitis
Apa yang dilakukan Ahmed, ternyata tergolong ke dalam golongan penyakit mental bernama Selfitis.
Tanda-tanda kelainan psikologis yang dimaksud ini dijelaskan oleh para peneliti dari Nottingham Trent University, Inggris dan Thiagarajar School of Management, India.
Menurut penelitian mereka, orang yang memiliki kecanduan mengambil foto selfie setiap hari memiliki gangguan kesehatan mental.
"Ya ini jenis penyakit baru. Penyakit mental. Selfitis adalah kondisi kelainan mental di mana seorang manusia mengalami ketergantungan berfoto selfie dan selalu mengunggahnya ke media sosial. Tak cuma setiap hari, tapi foto selfie yang diunggah bisa setiap jam," ujar tim peneliti sebagaimana dilansir The Sun, Rabu (20/12/2017).
Adapun peneliti menemukan beberapa faktor utama yang memicu Selfitis. Pertama, penderita Selfitis kerap berfoto selfie untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Kedua ingin mencari perhatian di internet, ketiga ingin memperbaiki mood-nya. "Kebanyakan merasa puas setelah melihat hasil foto selfie mereka, mood mereka biasanya membaik," lanjut tim peneliti.
Ketiga, penderita ingin mencetak 'kenangan' dari foto selfie yang diambil. Hal tersebut dilakukan supaya mereka ingat foto mereka waktu muda di saat mereka sudah beranjak tua nanti.
"Keempat, mereka ingin menyampaikan 'komunikasi' dengan cara ber-selfie, dan ingin menjadi kompetitif di circle sosial mereka," tambah peneliti.
Advertisement
Tanda-Tanda Psikopat?
Mark Griffiths, profesor Nottingham Trent University, mengungkap bahwa Selfitis bahkan diakui oleh American Psychiatric Association sebagai jenis gangguan mental.
"Kabar ini sempat diungkap sebagai hoax, cuma harus diakui bahwa Selfitis itu benar-benar ada," kata profesor Griffiths.
Sebelumnya, studi dari Ohio State University, Amerika Serikat, juga mengungkap kecanduan foto selfie merupakan tanda-tanda psikopat.
Para peneliti menyebutkan bahwa penggila foto selfie justru cenderung antisosial dan kurang memiliki rasa empati.
Menariknya lagi, hasil tersebut juga menyatakan kecenderungan melakukan posting foto selfie terbukti banyak dilakukan pria yang aktif di media sosial.
Tingkat antisosial dan kurang empati yang ada di para pecandu selfie itu masuk dalam kategori psikopat. Meski begitu, psikopat yang dimaksud para peneliti bukanlah psikopat yang mengarah pada pembunuhan atau tindakan sadis seperti yang biasa ditampilkan dalam tayangan film.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: