Kulina, Startup Katering Lokal yang Diajak Google ke San Fransisco

Kulina yang merupakan bisnis katering lokal berhasil lolos untuk mengikuti program bootcamp yang diadakan Google di San Fransisco.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Mar 2018, 18:47 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2018, 18:47 WIB
Google dan Kulina
Google dan Kulina. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Google kembali mengadakan Launchpad Accelerator untuk menjaring bisnis startup yang paling berpotensi dari berbagai penjuru dunia.

Kulina, sebuah startup pelayanan katering berhasil menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang ikut ke San Fransisco selama dua minggu untuk mengikuti mentorship yang diselenggarakan Google.

Andy Fajar Handika, CEO dan co-founder Kulina berbagi pengalamannya pada sebuah acara yang diselenggarakan Google Indonesia di Jakarta, Selasa (6/3/2018).

"Sebuah pengalaman yang mungkin hanya sekali seumur hidup untuk bisa mendapatkan bimbingan dari para mentor dan googlers dari seluruh dunia. Belajar di kelas yang sama dengan para startup lain yang bahkan sudah menyandang gelar unicorn (startup yang nilainya di atas US$ 1 miliar)," kata Andy.

Co-founder Kulina, Casper Sermsuksan, juga mengaku mendapat dua pelajaran penting saat berkumpul bersama para startup sukses di seluruh dunia.

"It's an inspiring and humbling experience (Itu sebuah pengalaman yang menginspirasi dan membuat kami merendah)," ucap pria Thailand tersebut.

Selain bertemu dan mendapatkan akses ke para pakar Google, Kulina juga mendapat pendanaan sebesar US$ 50.000 atau setara dengan Rp Rp 688 juta, serta kredit produk (seperti Google Cloud), serta akses lengkap ke serangkaian inisiatif dan koneksi yang dimiliki Launchpad.

Yohan Totting yang memegang posisi sebagai Developer Advocate untuk tim Google Web Developer Relationships berharap agar pencapaian Kulina dapat diikuti startup lain.

"Harapannya bagaimana Kulina menginspiriasi yang lain untuk mengejar hal serupa," katanya.

Komitmen Google Membantu Ekonomi Digital Indonesia

Logo Google
Kantor pusat Google. Foto: Digital Trends

Google telah berkomitmen melatih lebih dari 100.000 developer mobile Indonesia sebelum tahun 2020. Target Google adalah menjadikan Indonesia agar menjadi kekuatan digital regional.

Untuk mewujudkan rencananya, Google melakukan inisiatif Indonesia Android Kejar dan Developer Student Clubs.

Indonesia Android Kejar berformat workshop kecil di 10 kota besar di Indonesia untuk melakukan pelatihan Android bagi para peserta dari segala kalangan.

Sejauh ini, kota-kota yang disambangi Indonesia Android Kejar tersebar di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sementara Developer Student Clubs (DSC) difokuskan untuk para mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan pengembangan aplikasi untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat lokal.

Pada program DSC, Google telah melatih lebih dari 800 mahasiswa di 60 universitas.

Menkominfo: Indonesia Siap Jadi Negara Ekonomi Digital Terbesar

Deklarasi Internet Bebas Hoax
Menkominfo Rudiantara memberi sambutan saat acara Deklarasi Internet Bebas Hoax dalam Pilkada 2018, Jakarta, Rabu (31/1). Dalam kegiatan ini ditandatangani nota kesepakatan aksi antara Bawaslu, Kemkominfo dan KPU. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Indonesia juga sedang memperkuat ekonomi digital dengan memberikan dukungan ke para startup.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menjelaskan pemerintah terus berusaha memperkuat berbagai sektor agar bisa mewujudkan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Dari segi infrastruktur, katanya, salah satu yang tengah digenjot oleh pemerintah adalah penyelesaian proyek pembangunan serat optik nasional Palapa Ring yang ditargetkan rampung pada akhir 2018 atau paling lambat awal 2019.

Dari sisi SDM, pemerintah kemungkinan akan lebih mempermudah tenaga kerja asing masuk ke Indonesia. Hal ini agar pelaku bisnis digital di Indonesia, khususnya startup, bisa mendapatkan wawasan dan ilmu baru yang mungkin terbatas di sini.

“Kita sudah siap (ekonomi digital terbesar). Untuk SDM, kemungkinan akan mempermudah tenaga kerja asing yang punya kemampuan tertentu saja, tidak semuanya,” jelas Rudiantara dalam acara IADF 2018 di Jakarta, belum lama ini.

Bakat-bakat asing ini akan berada di Indonesia untuk membantu startup dan yang sudah menjadi unicorn. “Kalau kita mau maju, kita harus cari talent. Kalau tidak ada di Indonesia, ya harus cari ke luar,” sambungnya.

(Tom/ )

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya